Berapa banyak orang yang mengkritisi orang-orang yang sering update
status di facebook, namun terkadang kritiknya kurang Profesional alias
tak tepat sasaran gusur.
Sebenarnya, facebook sudah seperi sebuah dunia nyata, yang aktualnya
sudah seperti merupakan tempat khusus, kita bisa bergaul, bisa membaca,
bisa cari ilmu dan juga bisa mengenal berbagai lapisan masyarakat yang
secara ruang dan waktu terpisah oleh jarak tempuh yang jauh.
Namun tentu saja , namanya juga media, bisa menjadi wasilah baik dan
kebaikan bisa juga menjadi wasilah kehancuran, tinggal bagaimana
kitanya saja menyikapinya kok ya .
Ada orang yang sampai membuat kriteria A, B, C, D, untuk
mengkategorikan manusia macam apa para pengguna facebook, so padahal
dianya sendiri rajin update status , hehe..
Yang terpenting dari semua itu adalah memahami mana wasilah kebaikan
buat kita mana wasilah kehancuran, sehingga kita bisa berpegang
dengannya dan mau berpijak dan menempatkan posisi dimana .
Boleh bercanda di facebook, mau haha hoho hihi hehe juga boleh kok,
dan apapun hukum asal semua perkara dunia itu boleh, yang terpenting
jangan menabrak rambu-rambu agama dan peraturan pemerintah dalam hal
perkara kemaslahatan hidup bergaul dan bermuamalah yang tak melanggar
konsep agama. Ini patokan dasarnya.
So tak perlulah anda kaku, kikuk, kita boleh menggunakan
sebaik-baiknya untuk kebutuhan kita kok dari A- sampai Z dengan batasan
yang sudah saya sebut diatas tadi ya
Yang menjadi sorotan adalah kelemahan emosional kita, kalau hanya
bangun tidur update status, mo makan, mo pergi dan yang lainnya itu mah
ga masalah saya rasa, itukan hanya sekedar berbagi,, namanya juga share,
toh dari kecil anda pun sudah didik serba memberi tahu, ga percaya ?
Coba ingat-ingat .. apakah anda saat kecil tak dilatih memberi tahu ?
Masa sih ? Buktinya kalo mo Ee anda dituntut ngomong kok, Ma..Ee mak ..
bahkan sampai gede, anda saat bergaul dan ngumpul pass mo ke WC mesti
aja laporan sama temen, “Woyy gue mo EE duyu ya sob ” Nah loh, bener ga
tuh ? Nah kebiasaan kecil sampe gede pun anda ikuti terus, bahkan
seorang ibu mendidik anak-anaknya saja untuk laporan dan marah kalo ga
dikasih laporan , contohnya istri saya ke anak-anak saya :
“Awas kalo mo EE dan PIPIS bilang Ya !!” nah tuh pake ngancam lagi ya ..hehe…
So ga anehlah kalo anda sampe gede trus selalu bikin report di
Facebook , “Mo Bubu”, “Mo ke Palangkaraya” , “Mo Nikah” , dan yang lainnya.
Nah yang menjadi masalah adalah saat emosional anda tidak terkontrol,
marah sama pacar update status, marah ma temen updates status,
Dimarahin bos uring-uringan di status , bahkan banyak yang berujung
pencemaran nama baik yang beranjak dan berujung ke kepolisian gara-gara
updates status. Hadeeeh memang tipis bedanya antara emosional dan
rajinnya anda update status, tapi yang tahu adalah anda sendiri kok
keadaan sebenernya ..
Itulah pentingnya memahami etika, ya ..
Mmm… kalo mesra-mesraan di facebook sih gimana ?
Dalam pandangan saya , kata mesra itu mesti dirinci lagi sejauh mana
yang disebut mesranya, kalo cuma kata sayang suami pada istri, saya rasa
ga ada masalah, karena yang sudah berumah tangga itu memang sudah
lumrah dan sewajarnya demikian, bukan pamer, memang karena adanya
kemesraan saja kok, terkadang dihadapan tetangga pun biasa berkata :
“Mau makan apa sayang hari ini ? ” hmmmm segitunya ckckck....asyik dah kalau udah kaya gini..
Tapi bagi yang memang ga biasa mesra sih engga tahu juga ya, karena
yang saya lihat dan rasakan , hal tersebut adalah wajar, yang tidak
wajar itu yang mengupload foto urusan ranjangnya di facebook, ngomongin
jorok yang menjurus hubungan ranjang, nah yang seperti ini memang tak
boleh menjadi konsumsi publik,, karena telah nampak larangannya dari
Islam, yaitu bab tentang sifat syetan yang biasa berhubungan di tonton
orang lain, namun bab sayang-sayangan mah tidak masuk kedalam Qiyas bab
tersebutlah, karena standar hubungan badan itu jelas :
1. Ada aurat yang dipampang dan terlihat
2. Kata-kata jorok dan kotor
So kata sayang ? Jelas jauh berbeda, karena definisi mesra itu luas,
naik motor pegangan mesra ga ? Jalan – jalan suami menuntun istri
apakah mesra seperti syetan berhubungan badan dijalanan ?
Jadi tak bisa dikatakan : ” Kita tak mendapati Nabi demikian “
Loh inikan bukan ibadah , maka ini urusan dunia. Sudah saya sebutkan hukum asalnya diatas.
Jika dijawab : Itu bab larangan tentang syetan !
Loh ya jelas beda sebagaimana telah saya jelaskan, berhubungan badan
itu memiliki kriteria tersendiri yaitu ada aurat yang dilihat, jadi
pendalilan hal tersebut tidaklah tepat.
Nah kesimpulannya, yang terlarang itu jelas, yaitu menabrak kaidah
agama, bisa merugikan diri sendiri, bisa merugikan orang lain. Dan
jangan sampai deh ya, semua emosional serba diluapkan di status
facebook.. So anda bisalah mengerti dan menyaring sendiri deh ya ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar