Oleh: Abu Isa Maulana
Setiap orang yang membaca perjalanan hidup Rasulullah serta riwayat
jihad beliau akan melihat adanya tahapan-tahapan dalam beliau berdakwah.
Rasulullah tinggal di Mekkah selama 13 tahun. Selama itu beliau
menyeru kaumnya untuk bertauhid dalam beribadah, berdoa, berhukum, serta
mengajak mereka utk memerangi segala bentuk kesyrikan serta
bid’ah-bid’ah dalam beribadah yg telah mereka selewengkan dari ajaran
Nabi Ibrahim alaihi shalatu was salam.
Hal itu terus beliau
lakukan hingga aqidah tauhidpun tertancap kuat dan kokoh didalam jiwa
para Shabatnya . Dan jadilah merek para pemberani yang tidak merasa
takut kecuali kepada Allah tabaroka wa ta’ala.
Itulah tahapan
pertama yang Nabi lakukan dlm berdakwah. Oleh karena itu, para juru
dakwah hendaknya memulai dakwahnya dengan mengajak manusia kepada tauhid
dan memperingatkan mereka akan prbuatan syirik. Dimana dijaman sekarang
ini batas antara tauhid dengan syirik semakin luntur, sehingga banyak
perbuatan-perbuatan syirik yang mereka anggap tauhid.
Perhatikan
sabda Rasulullah : “Syirik yang menjangkiti umatku lebih samar dari
seekor semut hitam yang berjalan di atas batu hitam ditengah gelap
malam.” (HR. Ahmad)
Aduhai begitu samarnya syirik yang
menjangkiti umat Islam. Jika noda syirik ini hanya dilihat sekilas tanpa
diamati dengan seksama, maka tidak akan mungkin bisa kelihatan.
Terlebih lagi bagi orang-orang yang malas menuntut ilmu, tidak mau
bertanya dan dilarang bertanya, maka mereka akan terjerumus kedalamnya.
Itulah ujian bagi kita umat Islam, tidak ada yang bisa selamat dari
ujian ini kecuali orang yang mendapat rahmat Allah . Maka dari itu,
hendaklah para da’i mengisi dakwah-dakwah mereka dengan kajian-kajian
tauhid secara terbuka. Menerangkan tentang bahaya syirik dan bid’ah
dengan merujuk kepada hadits-hadits shahih dan pemahaman para Salafush
Shalih.
Dengan melakukan dakwah seperti ini, berarti dia telah
mnjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam dakwahnya. Dan bagi
orang-orang yang bertauhid, Allah Ajja wa jalla telah menjanjikan
kemenangan yang besar sebagai balasan bagi keimanan mereka. Allah
berfirman: “Dan menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang
beriman.”( QS. Ar Ruum:4)
Kaum muslimin rahimani wa
rahimakumullah, ayat didalam surat ar Ruum tersebut telah menjelaskan
bahwa Allah menjanjikan pertolongan kepad orang-orang beriman atas
musuh-musuhnya. Sebuah janji yang tidak bakal diingkari.
Allah
telah menolong RasulNya dan kaum muslimin dalam berbagai peperangan,
walaupun jumlah mereka sangat sedikit. Kaum muslimin akan selalu
mendapat pertolongn dari Allah walaupun banyak mengalami tragedi dan
musibah. Memang, kesudahan yg baik senantiasa beserta orang-orang
beriman. Yang benar-benar dan teguh dalam memegang keimanannya, yang
selalu menunjukkan ketauhidannya dalam beribadah dan berdoa, baik dalam
kondisi lapang maupun kesempitan mereka selalu berdo’a kepada Allah .
Karena berdoa atau beribadah yang ditujukan kepada selain Allah,
meskipun bertujuan utk mendekatkan diri kepada Allah adalah perbuatan
yang dapat menyebabkan manusia itu menjadi lemah. Di dalam surat Az
Zumar: 3, Allah ta’ala mengabadikan ucapan-ucapan kaum musyrikin yang
menjdikan adanya perantara dalam berdoa kepada orang-orang mati seperti
Nabi Uzair & Nabi Isa, ataupun orang-orang sholeh seperti Latta dan
Uzza sebagai bentuk penyembahan terhadap berhala walaupun orang-orang
musyrik tidak mengakui menyembah mereka.
Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: ‘Kami
tidak menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.’
Allah Ajja wa jalla
melanjutkan: “Sungguh, Allah akan memberi putusan diantara mereka
tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” (QS. Az Zumar:
3)
Allah juga berfirman didalam surat al Jin: 18: “Maka jngnlah kalian memohon/menyeru kepada seorangpun bersama Allah.”
Allah juga berfirman didalam surat al Isra: 57: “Orang-orang yang
mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Allah siapa
diantara mereka yang lebih dekat kepadaNya.”
Nabi bersabda: “Do’a
adalah ibadah.” (HR. Tirmdzi) jika do’a adalah ibadah, maka layakkah
ibadah itu ditujukan kepada selain Allah?
Nabi bersabda: “Apabila
kamu hendak meminta, maka mintalah kepada Allah, dan bila kamu hendak
memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR.
Tirmidzi)
Syaikh Abdul Qadir Jailani didlm kitab al fathur
Robbani hal.151 berkata: “Mintalah kepadaAllah jangan minta kepada
selainNya! Mohonlah pertolongan kepada Allah jangan memohon kepada
selainNya! Celakalah kamu, dimana akan kau letakkan mukamu (dihadapan
Allah di akhirat kelak), jika kamu berani menentang Allah di dunia ini,
kamu palingkan wajahmu dariNya dan menyukutukanNya. Engkau keluhkan
segala hajatmu dan engkau pasrahkan segala nasibmu kepada makhlukNya
itu. Singkirkanlah perantara-perantara yang menghubungkan dirimu dgn
Allah! Karena ketergantunganmu kepada para perantara-perantara itu
adalah sebuah kedunguan.”
Kesimpulannya, berdoa kepada selain
Allah hanya akan menyebabkan kaum muslimin semakin lemah dan terhina.
Maka kita melihat, bagaimana kaum muslimin tidak mampu mengalahkan
musuh-musuh mereka. Mengapa bisa begitu? Apa penyebabnya? Apakah karena
Allah mengingkari janji yang pernah Dia janjikan kepada kaum muslimin?
Sama sekali tidak! Allah Ajja wa jalla tidak akan mengingkari janjiNya.
Akan tetapi justru kita perlu balik bertanya, apa saja yang sudah
diupayakan oleh kaum muslimin dalam menyongsong janji Allah itu?
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kita
perlu ajukan pertanyaan kepada diri masing-masing yang tengah berjuang
membela agama Allah. Sudahkah kaum muslimin memenuhi beberapa
persyaratan agar pertolongan Allah turun? Diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mereka perlu mempersiapkan diri dengan bekal keimanan
dan ketauhidan. Karena dengan itulah dulu Rasulullah dan para
Shahabatnya maju berperang.
2. Mereka harus bersatu padu dalam
aqidah dan manhaj. Jangan berpecah belah dengan mendirikan
kelompok-kelompok atau tarekat-tarekat yang tidak terhitung banyaknya.
Karena semua itu adalah perbuatan-perbuatan jahiliyah.
Allah
berfirman di dalam surat ar Rum: 31-32: “Dan janganlah kamu seperti
orang-orang musyrik. Yaitu orang-orang yang memecah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok merasa bangga dengan
apa yang ada pada kelompok mereka.”
Kaum muslimin rahimani wa
rahimakumullah. Untuk merealisasikankan kedua persyaratan yang telah
kita kaji bersama, yakni memurnikan tauhid dan bersatu padu dalam aqidah
& manhaj guna menyonsong masa depan umat Islam. Maka ada dua metode
yang harus kita terapkan, yakni tashfiyah & tarbiyah (pemurnian
& pembinaan).
Ayyuhal ikhwah...jarak antara zaman kita
dengan zaman kenabian lebih 14 abad dan jarak antara negeri kita dengan
negeri kenabian sangat jauh dipisahkan oleh samudra dan ribuan mil
perjalanan, dapat kita bayangkan bagaimana keadaan masyarakat kita saat
ini. Sebagai perbandingan adalah masa Nabi Isa dan Nabi Muhammad hanya
berselang ± 7 abad, namun ajaran tauhid sudah diselewengkan, padahal
negeri mereka berdua saling berdekatan. Jadi sudah selayaknyalah kita
harus melakukan tashfiyah/pemurnian terhadap agama ini dari
pengajaran-pengajaran yang datang dari luar Islam seperti filsafat,
cerita-cerita kurafat, adat dan kebudayaan yang menyalahi syariat Islam.
Membersihkan tafsir-tafsir dan hadits-hadits dari riwayat-riwayat dhaif
dan tdk ada asal usulnya, seperti “Barangsiapa yang mengenal dirinya
maka ia telah mengenal Tuhannya” atau “Perbedaan dalam umatku adalah
rahmat.” Itu semua adalah hadits-hadits palsu yang tidak ada sanadnya
walaupun sangat populer. Membersihkan sejarah Islam dari tangan-tangan
kebencian dan kedengkian, seperti pertikaian para shahabat pada perang
jamal dan shiffin. Yang semuanya itu harus merujuk kepada ulamulama ahli
hadits yang muktabar.
Setelah Islam jelas bagi kita, maka
mulailah kita melakukan pembinaan/tarbiyah diatas Islam yang bersih
tadi. Allah berfirmn di dalam surat an Nuur: 55: “Dan Allah telah
menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang
mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi merek dengan agama yang
telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembahKu
dengan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatupun. Tetapi barang siapa
tetap ingkar setelah itu, maka mereka itulah org-orang yang fasik.”
Nabi Muhammad besabda: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku
yang memperjuangkan kebenaran, yang tidak akan membahayakan mereka
sedikitpun orang-orang yang hendak menghinakannya hingga datang
keputusan Allah Ajja wa Jalla (yakni hari kiamat).” (HR. Muslim)
Nabi Muhammad besabda: “Tidak akan bangkit hari kiamat sampai kaum
muslimin memerangi Yahudi, maka mereka membunuhnya sampai Yahudi
bersembunyi di belakang batu dan pohon. Maka batu atau pohon itu
berkata; ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku.
Kemarilah dan bunuhlah dia...’ ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam
pasti tegak dimuka bumi adalah janji Allah yang pasti dan hanya
karuniaNya semata. Kemenangan pasti tiba setelah terpenuhi prasyarat
yang ditentukanNya. Keagungan Islam untuk menegakkannya tidak memerlukan
cara-cara yang tidak pernah ditempuh generasi awal umat ini. Manusia
hanya sekadar menjalankan kewajiban perintahNya utk berbuat, berjuang,
membela dan upaya menegakkannya. Dan semuanya itu hanya akan menjadi
penilaian baga diri kelak dihadapan Allah. Di dalam peperangan Islam
hanya ada dua pilihan yang sama-sama baik, yaitu menang atau mati
syahid. Mari menjaga diri, keluarga, teman dengan mempererat aqidah,
iman, taqwa yang terus dibarengi dengan mengkaji dan mendalami ajaran
dan tuntunan Ilahi. Tegakkanlah syariat Islam di dada-dada kalian, maka
syariat Islam akan tegak di bumi kalian. Jangan putus asa meski kita
telah berdo’a dan berusaha dengan keras, Allah telah menjamin apa yang
dipilhNya untuk kaum muslimin, bukan apa yang dipilih oleh kemauan kita
sendiri. dan pada saat yang ditentukanNya bukan pada saat yang kita
inginkan. Hanya ridha Allah dan I’la an li kalimatillah. Segala sesuatu
ada masa dan tempat yang tepat. Hujjah dengan hujjah – darah dengan
darah.
Allah berfirman : “Wahai orang-orang beriman! Jika kamu
menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
Sumber: Buletin Mujahid Edisi 08/II Buletin Dakwah
27 Shofar 1431 H
12 Februari 2010 M
Buletin Mujahid – Diterbitkan oleh: Pemuda & Remaja Masjid
Mujahidin Jl. Rasak No.19 Palangka Raya – Pimpinan Redaksi: Ustadz Abu
Saifuddin – Editing : Abu Isa Maulana – Sirkulasi: Khairin Syamruddin
HP. 0897 101 1234
Tidak ada komentar:
Posting Komentar