Kenangan itu selalu berjalan tertatih dalam benak fikir
meniti setapak ingin, yang akan ku kalungkan pada sejati,
tentang sebuah rasa yang tertinggal terbiar
pada relung hati dimana telaga mengalir bersama ingatan,
“Kadangkala,” katamu ,” pada lirih sajak yang kuterbangkan bersama gigil angin
senantiasa ada harap disana untuk menghampirimu,
di suatu ketika sembari bercerita tentang puisi yang namamu ada di situ,
dialah setia sembari menulis antara tepi dan ombak
Kalimat yang ada, bersama segala keindahan yang mengiringi
pucat rindu saat angin lembut yang membawa sajakku
perlahan........tersentak,
engkau di mana??
aaaaaaaccch.....ku usap dadaku perlahan, aku telah kehilangan!
masih untukmu puisi ini, yang ku tebar pada setiap kata
pada setapak jalan yang menuju ke hatimu yang hilang
geming ini masih ku hiraukan seperti dulu
karena setia padaku membawa cerita..
ya...cerita tentangmu yang hilang, titah tentangmu yang lepas tergenggam
aku masih berteman dengan endap malam seperti dahulu
karena ramah padaku berkisah asa
ya....kisah tentangmu yang terbias, pesonamu yang luntur terrbilas
Jika kau tak pernah kembali...puisi ini tetap untukmu
pada nisan tak bernama..
dan pusara yang tak berbangun ku pendam dalam perih
tiap kata yang ku ejaa di puisi ini
Dan jika engkau tetap tak akan kembali lagi...percayalah puisi ini masih untukmu
aku tak akan menangis...hingga puisi ini ku tulis
tinta masih utuh tak tersentuh...tinta biru yang kau suka seperti cerah langit
yaa...aku masih ingat itu dan tak akan ku pakai untuk menulis
karena ku tak mau sukamu berkurang pada biru laut
Dan akhirnya....engkau kemana tak kembali?
tapi tetap saja puisi ini ku tulis untukmu
walau kau tak pernah membacanya..
tapi ketahuilah.....
puisi ini ku tulis dengan tinta setia yang ku jaga di detik ini serta seterusnya !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar