Sifat jujur merupakan sifat yang sangat terpuji. Namun, sekarang
sifat ini menjadi barang langka. Manusia merasa bahwa kejujuran adalah
perkara yang tidak penting. Mereka berasumsi bahwa kebohongan adalah
suatu yang wajar bukan sebuah dosa.
Definisi Jujur
Jujur adalah lawan dari dusta.1 Al-Imam ar-Roghib al-Ashfahani
rohimaullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian ucapan dengan apa yang
tersembunyi dan yang akan dikabarkan secara bersamaan. Apabila tidak
terpenuhi syarat ini maka bukan sebuah kejujuran.”
Al-Imam al-Jurjani rohimahullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan dari berdusta.”
Mahalnya Sebuah Kejujuran
Setiap manusia pasti senang dengan kejujuran, keadilan, perbuatan
baik, akhlak mulia, dan lain-lain dari perkara yang baik. Sebaliknya,
semua orang juga membenci perbuatan dusta, zalim, akhlak buruk, dan
sebagainya. Dua hal ini adalah fitrah yang telah Alloh tanamkan dalam
diri setiap manusia, tidak bisa ditolak dan diingkari.
Di antara sifat terpuji yang banyak dilalaikan oleh mayoritas manusia
adalah sifat jujur. Kejujuran pada zaman sekarang terasa begitu mahal.
Orang yang hendak berbuat jujur selalu kalah, dikatakan sok suci, bahkan
dikucilkan oleh teman-temannya.
Tentu ini adalah bentuk pemerosotan nilai keimanan yang sangat nyata.
Tatkala zaman semakin jelek, manusia semakin jauh dari bimbingan wahyu,
maka berbuat jujur adalah sebuah tantangan dan ujian bagi orang-orang
beriman untuk tetap konsisten dan tegar dalam memegang panji kejujuran
walaupun orang menilainya sebagai sikap yang bodoh dan ketinggalan
zaman. Kita tidak perlu mempedulikan penilaian orang tersebut karena
prinsip kita adalah berpegang teguh dengan apa yang dikatakan oleh Alloh
dan Rosul bukan berpegang dengan apa kata kebanyakan orang!
Alloh berfirman:
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّه
ِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Alloh). (QS. al-An’am [6]: 116)
Dan sungguh benar sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam yang
menggambarkan perihal manusia zaman sekarang yang serba terbalik dalam
sabda beliau yang berbunyi:
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu. Orang yang dusta
dibenarkan, orang yang jujur didustakan. Orang yang khianat diberi
amanat, orang yang amanat dianggap khianat. Dan orang-orang Ruwaibidhoh
berani bicara.” Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhoh itu?” Beliau
menjawab, “Dia adalah orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang
banyak.”
Pendorong Berbuat Jujur
Al-Imam al-Mawardi rohimahullah menyimpulkan bahwa perbuatan jujur dilatarbelakangi beberapa sebab, di antaranya:
Pertama: Akal. Akalnya menyadari akan jeleknya perbuatan dusta.
Kedua: Sisi agama. Artinya, dia memahami dengan baik wajibnya berbuat
jujur dan ancaman bahaya perbuatan dusta. Dan Alloh tidak
mensyari’atkan kecuali semua kebaikan.
Ketiga: Kehormatan diri, karena demi menjaga harga diri dan
kehormatan akan mencegahnya berbuat dusta dan mendorong berbuat jujur.
Keempat: Cinta popularitas agar dikenal sebagai orang yang jujur.
Tentu sebab pertama dan yang kedualah yang dibenarkan, agar perbuatan jujur yang kita lakukan berbuah pahala di sisi Alloh.
Kakangku Abu Iram Al-Atsary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar