Oleh Al- Ustadz Abu Ammar al-Ghoyami.
Begitulah. Setiap hari kita sebagai seorang muslim senantiasa meminta
kepada Alloh agar ditunjukkan shirothol mustaqimminimal tujuh belas
kali, yaitu tatkala membaca surat
al-Fatihah di dalam sholat kita. Tapi tahukah kita apakah sesungguhnya
yang selalu kita pinta itu? Sudahkah Alloh Ta’ala mengabulkannya?
Definisi ‘Shirothol Mustaqim’
Secara bahasa shirothol mustaqim –sebagimana dikatakan oleh Imam Abu
Ja’far Ibnu Jarir ath-Thobari di dalam Tafsir ath-Thobari: 1/170–
bermaknathoriq wadhih (jalan atau metode yang jelas) yang tidak ada
kebengkokan padanya. Bahkan beliau menyatakan, yang disetujui pula oleh
Imam Ibnu Katsir (Tafsir Ibnu katsir: 1/137), bahwa definisi shirothol
mustaqim tersebut merupakan kesepakatan para imam ahli tafsir
seluruhnya.
Kita tentu sudah maklum bahwa jalan atau metode itu
bermacam-macam. Namun jalan atau metode yang lurus, yang tidak ada
kebengkokan inilah yang perlu kita ketahui. Dan itulah sesungguhnya yang
senantiasa kita pinta di setiap sholat kita. Para ulama ahli tafsir
dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan selain mereka telah berbeda
pendapat tentang hal ini. Namun perbedaan tersebut tetap bertemu dalam
sebuah makna yang sama.
Abdulloh Ibnu Abbas dan Jabir
rodhiyallohu’anhuma mengatakan bahwa maknanya ialah Islam. Pendapat ini
juga diikuti oleh Muqotil rohimahulloh. Sedangkan Abdulloh bin
Mas’udrodhiyallohu’anhu mengatakan bahwa maknanya ialah al-Qur’an.
Seperti yang diriwayatkan secara marfu’ dari Ali bin Abi Tholib
rodhiyallohu’anhu bahwa shirothol mustaqim adalah Kitabulloh
(al-Qur’an).
Sedangkan menurut Said bin Juber rodhiyallohu’anhu
ia bermakna thoriq (jalan) ke Surga. Sedangkan Sahl bin Abdulloh
mengatakan bahwa ia bermakna jalan (ahli) sunnah wal jama’ah. Sedangkan
Bakar bin Abdulloh al-Muzani mengatakan bahwa ia bermakna jalan
Rosululloh Shollallohu’alaihi wa sallam. (Tafsir al-Baghowi: 1/54)
Dari penjelasan para ulama ahli tafsir di atas bisa kita pahami bahwa
shirothol mustaqim,yang setiap sholat kita pinta itu, ialah jalan
Rosululloh Sholallohu alaihi wasallam, jalan ke Surga, adalah
Kitabulloh, al-Qur’an, Islam, dan jalan ahlu sunnah wal jama’ah.
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi (Aisarut Tafasir: 1/5) berkata:
”Ihdina artinya tunjuki dan arahkanlah kami, serta kekalkan
petunjuk kami. Ash-shirothartinya jalan yang menyampaikan ke keridhoan
dan Surga-Mu, yaitu berislam kepada-Mu. Al-mustaqim artinya yang tidak
ada penyelewengan dari kebenaran dan petunjuk padanya. Makna ayat ini,
dengan pengajaran dari Alloh Azza wa Jalla, bahwa seorang hamba mewakili
seluruh saudaranya kaum mukminin mengucapkan doa meminta kepada Robbnya
setelah bertawassul kepada-Nya dengan memuji, menyanjung, serta
mengagungkan-Nya. Lalu dengan perjanjian serta pengakuan –dia beserta
seluruh saudaranya kaum muslimin– untuk tidak beribadah selain hanya
kepada-Nya, dan tidak memohon pertolongan selain kepada-Nya pula. Mereka
meminta kepada-Nya agar mengekalkan hidayah mereka ke Islam dan dalam
Islam sehingga tidak pernah terputus darinya.”
Syaikh Abdurrohman Bin Nashir as-Sa’di rohimahulloh (Taisirul Karimir Rohman: 1/39) berkata:
”Kemudian Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: …ihdinash shirothol
mustaqim… artinya tunjukilah kami, arahkanlah kami, serta berikanlah
taufiq kepada kami menujushiroth mustaqim, yaitu jalan yang jelas yang
menuju kepada Alloh dan Surga-Nya, ialah mengetahui kebenaran serta
mengamalkannya. Maka tunjukilah kami menujushiroth dan tunjukilah kami
(tatkala kami telah) di shiroth. Petunjuk menuju shirothialah memegangi
(ajaran) agama Islam dan meninggalkan agama apa pun selainnya. Sedangkan
petunjuk di dalam shiroth mencakup petunjuk menuju seluruh perincian
ajaran Islam secara ilmu serta amal. Do’a ini termasuk do’a yang paling
luas cakupannya dan paling bermanfaat bagi hamba. Oleh karenanya wajib
bagi setiap manusia berdo’a kepada Alloh dengan do’a tersebut di setiap
roka’at sholatnya, mengingat kebutuhan hamba yang sangat mendesak akan
hal ini.”
Jalan Orang-orang Yang Diberi Nikmat
Jalan
ahlu sunnah wal jama’ah yang merupakan shirothol mustaqim adalah jalan
ke Surga. Ia merupakan jalan para pendahulu kaum muslimin yang sholih,
sebagaimana disebutkan oleh Alloh Azza wa Jalla di dalam surat
al-Fatihah, bahwa ia merupakan jalan yang dilalui oleh mereka yang telah
mendapat kenikmatan dari-Nya Azza wa Jalla. Siapakah mereka itu semua?
Mereka adalah yang disebutkan oleh Alloh Ta’ala di dalam firman-Nya
(yang artinya):
“Dan barangsiapa yang mentaati Alloh dan
Rosul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Alloh, yaitu nabi-nabi, parashiddiiqiin
(orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rosul),
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholih. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 69)
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Baghowi (Tafsir al-Baghowi: 1/54):
“Tentang firman-Nya: …yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat…artinya ialah orang-orang yang telah Engkau anugerahi
hidayah dan taufiq. Ikrimah mengatakan: ‘Orang-orang yang telah Engkau
anugerahi keteguhan di atas iman dan istiqomah, mereka ialah para nabi
‘Alaihimussalam.’ Ada pula yang mengatakan bahwa mereka ialah siapa saja
yang telah Alloh Ta’ala teguhkan di atas iman, dari kalangan para nabi
dan orang-orang beriman yang Alloh Azza wa Jalla sebutkan di dalam
firman-Nya (QS. an-Nisa’ [4]: 69 -pen).”
Itulah shirothol
mustaqim yang senantiasa kita pinta kepada Alloh Ta’ala dalam setiap
sholat kita, bahkan setiap kita membaca surat al-Fatihah. Kita
senantiasa meminta shirothol mustaqim dan senantiasa memohon agar
dijauhkan dari jalan orang-orang yang dimurkai dan jalan orang-orang
yang tersesat.
“Orang-orang yang dimurkai ialah Yahudi,
sedangkan orang yang tersesat ialah Nashroni. Sebab Alloh Ta’ala telah
menetapkan kemurkaan bagi orang Yahudi, sebagaimana di dalam QS.
al-Maidah [5]: 60. Dan telah menetapkan kesesatan kepada orang Nashroni,
sebagaimana di dalam QS. al-Maidah [5]: 77.” (Tafsir al-baghowi 1/55)
Allohu a’lam bish showab.
sumber : http://alghoyami.wordpress.com/2010/09/05/ya-alloh-tunjukkan-kami-‘shirothol-mustaqim’/
http://abunamira.wordpress.com/2013/02/15/ya-alloh-tunjukkan-kami-shirothol-mustaqim/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar