Selasa, 24 Desember 2019

KESEPAKATAN ULAMA: HARAM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

KESEPAKATAN ULAMA: HARAM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Saudaraku rahimakumullaah, sesungguhnya ulama Islam dari seluruh mazhab telah sepakat bahwa haram hukumnya seorang muslim mengucapkan selamat terhadap hari raya orang kafir.

Apalagi ikut membantu, menyambut, memeriahkan dan merayakannya, maka dosanya lebih besar. Bahkan termasuk kekafiran apabila disertai dengan persetujuan terhadap kekafiran yang mereka lakukan.

Al-Imam Al-‘Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah menukil ijma’ ulama Islam,

وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ مِثْلَ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ، فَيَقُولَ: عِيدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ، أَوْ تَهْنَأُ بِهَذَا الْعِيدِ، وَنَحْوَهُ، فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ

“Adapun mengucapkan Selamat terhadap simbol-simbol kekafiran yang merupakan ciri khususnya, maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan ulama, seperti seseorang mengucapkan Selamat terhadap hari raya orang-orang kafir dan puasa mereka, contohnya ia mengatakan: Semoga Hari Raya ini menjadi berkah bagimu, atau Semoga engkau bahagia dengan Hari Raya ini, dan yang semisalnya. Maka dengan sebab ucapannya ini, andai ia selamat dari kekafiran maka ia tidak akan lepas dari perbuatan yang haram.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 1/441]

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

تهنئة الكفار بعيد الكريسمس أو غيره من أعيادهم الدينية حرام بالاتفاق

“Memberi Selamat kepada orang-orang kafir dalam Perayaan Natal atau perayaan agama mereka yang lainnya adalah haram menurut kesepakatan ulama.” [Al-Fatawa, 3/45]

KESEPAKATAN ULAMA: HARAM MEMBANTU, MEMERIAHKAN DAN MENGHADIRI PERAYAAN NATAL

Al-Imam Al-‘Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah menukil kesepakatan ulama,

وَكَمَا أَنَّهُمْ لَا يَجُوزُ لَهُمْ إِظْهَارُهُ فَلَا يَجُوزُ لِلْمُسْلِمِينَ مُمَالَاتُهُمْ عَلَيْهِ وَلَا مُسَاعَدَتُهُمْ وَلَا الْحُضُورُ مَعَهُمْ بِاتِّفَاقِ أَهْلِ الْعِلْمِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهُ. وَقَدْ صَرَّحَ بِهِ الْفُقَهَاءُ مِنْ أَتْبَاعِ الْأَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ فِي كُتُبِهِمْ

“Sebagaimana tidak boleh bagi kaum musyrikin untuk menampakkan perayaan mereka, demikian pula tidak boleh bagi kaum muslimin untuk membantu, menolong dan ikut hadir dalam perayaan mereka berdasarkan kesepakatan ahlul ‘ilmi (ulama) yang benar-benar ahli. Dan para ahli fikih dari empat mazhab telah menegaskan hukum haramnya dalam buku-buku mereka.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 2/1245]

Maka mengucapkan Selamat Natal atau ikut membantu, menyambut dan merayakannya BUKAN TOLERANSI, tetapi pelanggaran berat terhadap syari'at menurut kesepakatan ulama Islam.

TIDAK BOLEH MENYELISIHI KESEPAKATAN ULAMA

Apabila ulama telah sepakat (ijma'), maka tidak boleh siapa pun menyelisihi ijma' tersebut, dan tidak boleh bagi kita mengikuti pendapat yang menyelisihi ijma', karena ijma’ adalah hujjah dalam agama, telah pasti kebenarannya, dan yang menyelisihinya pasti keliru.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa: 115]

Simak #Video_Pendek On YouTube: https://youtu.be/PiGvv_28wWE

Simak Juga "Mengapa Muslim Tidak Boleh Mengucapkan Selamat Natal" https://youtu.be/EOZsWyTOgCo

GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA'AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

Pembina: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah

Telegram:
http://t.me/taawundakwah
https://t.me/kaidahtauhid

WAG:
wa.me/628111833375
wa.me/628111377787

#Yuk_share. Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

"Siapa menunjukkan satu kebaikan, ia akan dapat pahala seperti orang yang mengamalkannya." [HR. Muslim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar