Selasa, 24 Desember 2019

Kisah Rasulullah Isa bin Maryam

Lahirnya Rasulullah Isa bin Maryam

Nabi Isa adalah di antara nabi dan rasul Allah ﷻ. Berbeda dengan manusia lainnya, Nabi Isa terlahir tanpa seorang ayah. Dan ibunya adalah seorang wanita suci dan shalihah. Demikianlah jika Allah ﷻ menghendaki sesuatu terjadi, maka ia akan terjadi.
Adam, Allah ﷻ ciptakan tanpa perantara ayah dan ibu. Hawa lahir tanpa campur tangan wanita. Dan Isa hanya dari seorang ibu.
Maryam Melahirkan Manusia Mulia
Maryam adalah seorang wanita shalihah yang menjaga diri dan kehormatan. Sudah kami tuliskan kisah Maryam menjaga kesucian dirinya dengan judul Maryam Teladan Bagi Muslimah.
Berita tentang kelahiran Nabi Isa ﷺ menyebar perlahan. Satu per satu orang tahu, bahwa Maryam yang tak bersuami melahirkan anak laki-laki. Saat hendak melahirkan putranya, Maryam menyendiri di ujung timur Masjid al-Aqsha.
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (QS:Maryam | Ayat: 22).
Lahirlah Nabi Isa ﷺ di tempat tersebut.
Maryam menyepi dan menyendiri. Ia takut beredar fitnah tentang dirinya di masyarakat. Tentu mereka akan bertanya dari mana ia peroleh anak itu? Mana suamimu? Apakah dari zina? Siapakah bapaknya? Dan tuduhan lainnya. Ia takut akan semua gunjingan itu. Peristiwa ini sangat berat baginya. Seorang wanita tak akan tahan jika kehormatannya dijadikan hina. Maryam adalah wanita shiddiqah. Ahli ibadah. Ia mengabdikan diri di tempat yang suci. Di tanah yang mulia dan qudus.
Disebutkan, keluarganya pun menanyakan tentang putranya. Tentang Isa bin Maryam. Mereka bertanya, “Apakah bisa tanaman tumbuh tanpa benih?” “Bisa. Siapakah yang pertama menciptakan tanaman? Jawab Maryam, retoris. Mereka kembali bertanya, “Bisakah pohon tumbuh tanpa air?” “Bisa. Siapakah yang menciptakan pohon pertama kali?” jawab Maryam. Mereka bertanya lagi untuk yang ketiga kali, “Bisakah seorang anak lahir tanpa seorang ayah?” Maryam menjawab, “Bisa. Sesungguhnya Allah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu”. Mereka pun diam.
Keluarga Maryam adalah orang yang mencintai dan mengenalnya Mereka pun tetap mempertanyakan. Timbul sebersit rasa di hati mereka. Lalu bagaimana pula dengan orang-orang yang jauh, orang-orang fasik, apa yang akan mereka katakan?
Manusia dalam keadaan Nabi Isa ﷺ ini terbagi menjadi tiga:
Pertama: Orang-orang Yahudi. Mereka menuduhnya sebagai anak zina, karena menurut mereka Maryam berzina dengan Yusuf an-Najjar.
Kedua: Orang-orang Nasrani. Mereka menganggap Isa sebagai anak Allah. Dan Maha Suci Allah dari yang demikian.
Ketiga: Orang-orang Islam. Mereka memuliakan Nabi Isa sebagai seorang nabi dan rasul. Namun tidak berlebih-lebihan terhadapnya, dengan mengimaninya sebagai hamba Allah.
Maryam pergi ke Betlehem. Saat sampai di sana ia berucap,
يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
“Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (QS:Maryam | Ayat: 23).
Ia berharap seandainya mati, karena beratnya keadaan. Lalu Allah ﷻ menghibur Maryam dengan,
فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا. وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا. فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا
“Maka menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.” (QS:Maryam | Ayat: 24-26).
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa yang menyeru Maryam dalam ayat ini. Said bin Jubair, adh-Dhahhak, Amr bin Maimun dll. menyatakan bahwa itu Jibril. Mujahid, al-Hasan, dll. menyatakan bahwa Nabi Isa berbicara kepada Maryam. Ia menghiburnya, ‘Wahai Ibu, janganlah bersedih’. Sang anak menunjukkan bahwa kelahirannya adalah mukjizat dan karunia dari Allah ﷻ. Maryam pun menjadi tenang.
Maryam Bertemu Kaumnya
Setelah merasakan ketenangan, Maryam pulang dan bertemu kaumnya. Mereka berkata,
فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ ۖ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا. يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”. (QS:Maryam | Ayat: 27-28).
Berbeda dengan keluarganya yang mempertanyakan keadaannya, orang-orang fasik langsung menuduh Maryam. Mereka cerca Maryam dengan telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, yakni perzinahan. Mereka bawa-bawa kedua orang tuanya yang baik-baik, agar Maryam semakin malu.
Mereka tuduh Nabi Zakariya lah yang menzinainya. Tanpa pengadilan, mereka hakimi Zakariya dengan membunuhnya. Di antara mereka juga ada yang menuduh Yusuf an-Najjar, sepupu Maryam, adalah bapaknya Isa.
Isa, Bayi Yang Penuh Berkah
Maryam mengetahui, anaknya mampu berbicara dan bersaksi untuk mereka. Ia pun mengatakan,
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” (QS:Maryam | Ayat: 29).
Isa memberikan jawaban dan persaksian, membantah tuduhan keji yang dilemparkan pada ibunya.
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” (QS:Maryam | Ayat: 30).
Kalimat pertama dari lisan Isa menegaskan bahwa dia adalah hamba Allah ﷻ, bukan anak Tuhan. Sekaligus juga membantah tuduhan kaumnya terhadap ibunya. Ia membantah orang yang mengatakannya anak Allah atau anak zina.
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا. وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا. وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا.
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (QS:Maryam | Ayat: 31-33).
Kami tutup kisah ini dengan penjelasan Alquran tentang Nabi Isa ﷺ:
ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ. مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ ۖ سُبْحَانَهُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ.
“Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.” (QS:Maryam | Ayat: 34-35).
Sumber:
– al-Khomis, Utsman bin Muhammad. 2010. Fabihudahum Iqtadih. Kuwait: Dar al-Ilaf.
– http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura19-aya24.html#katheer
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Read more https://kisahmuslim.com/5353-lahirnya-rasulullah-isa-bin-maryam.html

Apa Benar Nabi Isa Disalib?
Apakah benar Nabi Isa yang mati di tiang salib? Bagaimana keyakinan Islam tentang hal ini?
Yang mati di tiang salib bukanlah Nabi Isa ‘alaihis salam, namun orang yang diserupakan dengannya. Sedangkan Nabi Isa sendri diangkat ke sisi Allah. Seperti yang disebutkan dalam ayat,

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا (156) وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 156-158)
Yang diserupakan adalah murid Isa yang masih berusia muda dan setia padanya. Bukti dari hal ini adalah sebuah cerita yang dibawakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut.
“Ketika Allah ingin mengangkat Isa -‘alaihis salam– ke langit, beliau pun keluar menuju para sahabatnya dan ketika itu dalam rumah terdapat 12 orang sahabat Al- Hawariyyun. Beliau keluar menuju mereka dan kepala beliau terus meneteskan air. Lalu Isa mengatakan, “Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengkufuriku sebanyak 12 kali setelah ia beriman padaku.” Kemudian Isa berkata lagi, “Ada di antara kalian yang akan diserupakan denganku. Ia akan dibunuh karena kedudukanku. Dia pun akan menjadi teman dekatku.” Kemudian di antara para sahabat beliau tadi yang masih muda berdiri, lantas Isa mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa kembali lagi pada mereka, pemuda tadi pun berdiri kembali. Isa pun mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa datang lagi ketiga kalinya dan pemuda tadi masih tetap berdiri dan ia mengatakan, “Aku, wahai Isa.” “Betulkah engkau yang ingin diserupakan denganku?” ujar Nabi Isa.
Kemudian pemuda tadi diserupakan dengan Nabi Isa. Isa pun diangkat melalui lobang tembok di rumah tersebut menuju langit.
Kemudian datanglah rombongan orang Yahudi. Lantas mereka membawa pemuda yang diserupakan dengan Nabi Isa tadi. Mereka membunuhnya dan menyalibnya.
Sebagian mereka pun mengkufuri Isa sebanyak 12 kali setelah sebelumnya mereka beriman padanya. Mereka pun terpecah menjadi tiga golongan.
Kelompok pertama mengatakan, “Allah berada di tengah-tengah kita sesuai kehendak-Nya kemudian Dia naik ke langit.” Mereka inilah Ya’qubiyah.
Kelompok kedua mengatakan, “Di tengah-tengah kita ada anak Allah sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit.” Mereka inilah An-Nas-thuriyah.
Kelompok ketiga mengatakan, “Di tengah-tengah kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit.” Merekalah kaum muslimin.
Kelompok pertama dan kedua yang kafir akan mengalahkan kelompok ketika yang muslim. Kelompok yang muslim itu pun sirna, sampai Allah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ibnu Katsir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih sampai Ibnu ‘Abbas. An-Nasa’i meriwayatkan hadits ini dari Abu Kuraib dan dari Abu Mu’awiyah serta semisalnya.
Seperti disebutkan pula oleh ulama salaf yang lain. Nabi Isa berkata kepada murid-muridnya, “Siapa yang mau diserupakan sepertiku? Lantas ia yang nanti menggantikan posisiku. Dialah yang nanti jadi teman dekatku di surga nanti.”
Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 3: 254-255.

Pelajaran Penting

Dari riwayat ini ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik:
  1. Setelah Isa diangkat ke langit, ada sebagian murid Isa (Al-Hawariyyun) yang beriman dan sebagian lainnya kufur pada beliau.
  2. Nabi Isa tidak mati dan tidak disalib, namun beliau diangkat ke langit. Yang mati dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan beliau.
  3. Yang dibunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa, yaitu murid beliau yang setia pada beliau (bukan murid pengkhianat) seperti yang disebutkan dalam riwayat Ibnu ‘Abbas di atas. Sedangkan Ibnu Jarir lebih menguatkan pendapat yang diserupakan dengan Isa adalah seluruh muridnya. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (3: 257).
  4. Murid-murid Isa terpecah menjadi tiga golongan. Satu golongan beriman yaitu meyakini bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah. Sedangkan dua golongan lain kufur. Sebagian meyakini bahwa Isa adalah Allah. Dan sebagian lainnya meyakini bahwa Isa adalah anak Allah. Yang menang ketika itu adalah dua golongan yang kafir sedangkan golongan yang beriman musnah sampai diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Abu Ishaq Al-Huwaini. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Selesai disusun ulang, malam 17 Rabi’ul Awwal 1437 H, di Darush Sholihin, Panggang, GK
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho: 
https://rumaysho.com/12636-apa-benar-nabi-isa-disalib.html


Nabi Isa Paling Dicintai Nabi Muhammad

Ternyata Nabi Isa itu paling dicintai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ada perintah bagi kaum Nashrani untuk mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan nanti akan dijelaskan pula bahwa agama para nabi itu satu, yaitu Islam dan Tauhid.
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam shahihnya :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
Muhammad bin Sinan menuturkan kepada kami. Dia berkata; Fulaih bin Sulaiman menuturkan kepada kami. Dia berkata; Hilal bin Ali menuturkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abi ‘Amrah dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ahadits al-Anbiya’, lihat Fath al-Bari [6/550]. Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam Kitab al-Fadha’il dengan redaksi yang agak berbeda)
Hadits yang agung ini menyimpan pelajaran berharga bagi kita, antara lain :
  1. Ibnu Hajar mengatakan, “Makna hadits ini adalah pokok agama mereka -para nabi- adalah satu/sama yaitu tauhid, meskipun cabang-cabang syari’at mereka berbeda-beda…” (Fath al-Bari [6/549])
  2. Hadits ini menunjukkan bahwa agama para nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini adalah tauhid yaitu memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah semata.
    Hal itu sebagaimana firman Allah (yang artinya), 
    “Allah mensyari’atkan bagi kalian ajaran agama yang telah Allah wasiatkan kepada Nuh, dan sebagaimana juga Kami wahyukan kepadamu, dan yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu hendaknya kalian menegakkan agama dan tidak berpecah belah di dalamnya…” (QS. as-Syuura : 13).
    Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa agama yang diajarkan oleh segenap para nabi itu adalah beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, meskipun syari’at mereka berbeda-beda (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [7/147]).
    Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah (yang artinya),
    “Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa; tidak ada sesembahan yang benar selain Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku.” (QS. al-Anbiyaa’ : 25).
  3. Hadits ini merupakan bantahan telak bagi kaum atheis yang menolak agama.
  4. Hadits ini juga merupakan bantahan bagi kaum Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa ‘alaihis salam namun tidak mau tunduk kepada ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ia juga menjadi bantahan bagi kaum Yahudi.
    Rasulullah 
    shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar kenabianku seorang di kalangan umat ini, Yahudi ataupun Nasrani lalu meninggal dalam keadaan tidak mengimani ajaranku melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
  5. Hadits ini merupakan bantahan telak bagi kaum Liberal dan Pluralis (semacam JIL dan begundal-begundalnya) yang mengatakan bahwa semua agama itu benar; maksud mereka Yahudi, Nasrani dan Islam adalah dilandaskan pada monothesime (baca: tauhid) –oleh sebab itu ada di antara mereka yang menulis buku dengan judul ‘Tiga agama satu tuhan’ [?!}– dengan alasan bahwa semua agama itu adalah diturunkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam.
    Sungguh dangkal akal mereka, sepertinya mereka belum pernah membaca -atau pura-pura tidak tahu- ayat (yang artinya), 
    “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang bertauhid dan muslim, dan dia sekali-kali bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran : 67).
    Imam Ath-Thabari mengatakan : “Ini merupakan pengingkaran dari Allah
    ‘azza wa jalla terhadap klaim orang-orang yang mendebat ajaran Nabi Ibrahim dan millah-nya dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Mereka mengklaim bahwa Nabi Ibrahim berada di atas millah (agama) yang mereka anut. Ayat ini menjadi penegas sikap berlepas dirinya Ibrahim dari perbuatan mereka. Allah menegaskan sesungguhnya mereka itulah -Yahudi dan Nasrani- yang menyelisihi agama yang beliau bawa. Hal ini menjadi kata putus dari Allah ‘azza wa jalla bagi seluruh pemeluk Islam dan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menetapkan bahwa mereka itulah -umat Islam- orang-orang yang benar-benar menganut ajaran agama Ibrahim dan berjalan di atas jalan-jalan dan syariat yang beliau gariskan, dan bukannya para pemeluk agama-agama selain agama yang mereka peluk” (Lihat Tafsir Ath Thabari, Maktabah Syamilah).
    Allah juga berfirman (yang artinya), 
    “Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwa al-Masih putra Maryam itu adalah Allah, sedangkan al-Masih sendiri mengatakan, ‘Hai bani Isra’il, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian, sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Maa’idah : 72).
    Nah, demikianlah jadinya kalau seseorang belajar Islam kepada Orientalis, bukannya pinter malah jadi keblinger
    Hadahumullah!
Artikel Muslim.Or.Id


Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/19347-nabi-isa-paling-dicintai-nabi-muhammad.html

Nabi Isa Masih Hidup

Pertanyaan:
Mohon penjelasan.
Apakah Nabi Isa ‘alaihissalam saat ini masih hidup dan jasadnya di angkat ke langit? Mohon penjelasan beserta dalilnya.
Dari: Iksan

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,
Terkait dengan fenomena adanya nabi yang masih hidup, manusia terbagi menjadi 3 golongan:
Pertama, kelompok sufi dan mereka yang hendak mendalami ilmu tasawuf.
Mereka punya prinsip bahwa ada “wahyu” yang mungkin diperoleh oleh orang yang telah berada di tingkatan kasyaf, baik diberikan oleh Allah atau oleh orang shaleh masa silam. Untuk mendukung keyakinan ini, mereka membuat tahayul tentang beberapa nabi yang dianggap masih hidup. Diantaranya Nabi Khidr, Nabi Idris, Nabi Ilyas, dan beberapa nabi lainnya. Para nabi inilah yang menjadi salah satu sumber wahyu bagi tokoh sufi yang telah mencapai kasyaf.
Kedua, komplotan liberal, dan yang sepaham dengannya.
Mengingat logika dan akal adalah standar utama, mereka mengingkari 100% ada nabi yang masih hidup. Mereka mengingkari Nabi Isa masih hidup. Di antara kelompok yang memiliki pemahaman ini adalah Ahmadiyah.
Dua golongan di atas tidak perlu di-‘gagas’, karena jelas tidak memiliki dasar dan bertentangan dengan prinsip syariah.
Untuk pembahasan apakah Nabi Khidr masih hidup, telah dikupas di:
Ketiga, golongan ahlus sunah wal jamaah
Itulah golongan pertengahan, tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri. Mereka berkeyakinan sebagaimana yang Allah ajarkan. Mengimani apa yang Allah beritakan, baik melalui Alquran maupun hadis, tanpa ditambah-tambahi dan tidak dikurangi. Mereka tidak berbicara terhadap masalah ghaib, kecuali berdasarkan keterangan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Apakah Nabi Isa Masih Hidup?
Berikut keterangan Lajnah Daimah ketika ditanya: ‘Apakah Nabi Isa masih hidup ataukah sudah meninggal? Apa dalil dari Alquran dan hadis? Jika masih hidup, sekarang beliau dimana? Dan apa dalilnya?’
Jawaban Lajnah Daimah:
Nabi Isa bin Maryam masih hidup dan belum mati sampai hari ini. Orang Yahudi tidak membunuh beliau dan tidak menyalib beliau. Namun Allah serupakan seseorang dengan beliau, dan dialah yang disalib. Dan Allah mengangkat Isa ke langit dengan badan dan ruhnya. Beliau sampai hari ini berada di langit. Dalilnya adalah firman Allah tentang makar orang yahudi dan bantahan terhadap anggap mereka:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا .
Karena ucapan mereka (orang Yahudi): “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157)
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 158).
Allah mengingkari anggapan orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa dan menyalibnya. Allah kabarkan, bahwa Isa telah Dia angkat ke langit, sebagai rahmat yang Allah berikan kepada beliau dan memuliakan beliau, sekaligus mukjizat yang Allah berikan kepada rasul-Nya yang dia kehendaki.
Konsekuensi makna dari firman Allah, “… Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya…” bahwa yang Allah angkat adalah jasad dan ruhnya, sehingga layak sebagai bantahan untuk anggapan orang Yahudi bahwa mereka telah membunuhnya. Karena membunuh dan mensalib yang pokok hanya terjadi pada badan. Sementara pengkatan ruh semata, tidak bertentangan dengan anggapan yahudi yang membunuh dan mensalib nabi Isa. Sehingga, jika dipahami, Allah hanya mengangkat ruh nabi Isa maka itu tidak bisa dijadikan bantahan untuk anggapan orang Yahudi.” (Fatawa Lajnah, 3:305-306).
Dalam tafsirnya, Imam Ibnu Athiyah mengatakan,
أجمعت الأمة على ما تضمنه الحديث المتواتر من أن عيسى في السماء حي، وأنه سينزل في آخر الزمان فيقتل الخنزير ويكسر الصليب ويقتل الدجال ويفيض العدل وتظهر به الملة – ملة محمد صلى الله عليه وسلم – ويحج البيت ويبقى في الأرض أربعا وعشرين سنة وقيل أربعين سنة
“Umat Islam sepakat terhadap makna yang disebutkan dalam banyak hadis yang mutawatir, bahwa nabi Isa berada di langit, masih hidup. Dia akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, memenuhi bumi dengan keadilan, dan agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi menang. Beliau juga berhaji ke ka’bah, dan tinggal di muka bumi selama 24 tahun. Ada yang mengatakan selama 40 tahun.” (al-Muharar al-Wajiz, 1:429).
Kapan Nabi Isa Meninggal?
Bukankah semua yang bernyawa akan mati? Lalu kapan Nabi Isa akan diwafatkan?
Benar, semua makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Sebagaimana yang Allah tegaskan,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Semua jiwa pasti akan merasakan kematian. Kalian akan dipenuhi ganjarannya hanya pada hari kiamat.” (QS. Ali Imran: 185).
Nabi Isa ‘alaihis salam tidak dikecualikan dari ayat ini. Beliau juga akan meninggal sebagaimana umumnya manusia. Hanya saja tidak sekarang, tapi di akhir zaman, setelah Allah turunkan kembali beliau, dengan membawa misi membunuh Dajjal, orang kafir, dan memenuhi bumi dengan keadilan bersama kaum muslimin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan tugas Isa di akhir zaman. Beliau menyatakan,
فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
Beliau tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian Allah wafatkan, dan dishalati kaum muslimin.” (HR. Abu Daud 4324, Ibnu Hiban 6821).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Read more https://konsultasisyariah.com/16014-apakah-nabi-isa-masih-hidup.html


Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam Di Akhir Zaman


Kedua puluh sembilan:
TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM DI AKHIR ZAMAN [1]
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman. Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam yang tercantum di berbagai riwayat adalah beliau seorang laki-laki, berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seolah-olah beliau baru keluar dari kamar mandi, beliau membiarkan rambutnya terurai memenuhi kedua pundaknya.
Setelah keluarnya Dajjal dan terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah mengutus Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk turun ke bumi.
Beliau Alaihissallam turun di Menara Putih yang terletak sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau Alaihissallam menggunakan dua pakaian yang dicelup sambil meletakkan kedua tangannya pada sayap dua Malaikat, apabila beliau menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, apabila beliau mengangkat kepala maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata memandang [2]. Beliau turun di tengah golongan yang dimenangkan (ath-Thaa-ifatul Manshuurah) yang berperang di jalan haq dan berkumpul untuk memerangi Dajja [3]. Beliau turun pada waktu didirikannya shalat Shubuh dan shalat di belakang pemimpin golongan tersebut. Beliau tidak membawa syari’at baru namun mengikuti syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [4].
Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman tercantum di dalam Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih, bahkan riwayat-riwayatnya mutawatir. Diriwayatkan lebih dari 25 Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalil dari Al-Qur-an al-Karim:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada akhir ajalmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu ber-selisih padanya.’” [Ali ‘Imran: 55]
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai firman Allah: ( إِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ ) “Sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku…”
Menurut Qatadah dan ulama lainnya: “Ini merupakan bentuk kalimat dalam bentuk muqaddam dan muakhkhar (yaitu bentuk kalimat yang mendahulukan apa yang seharusnya ada di akhir, dan mengakhirkan apa yang seharusnya didahulukan). Kedudukan sebenarnya adalah ( إِنِّيْ رَافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُتَوَفِّيْكَ) “Yakni Aku mengangkatmu kepada-Ku dan mewafatkanmu.”
Dan mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kematian tersebut adalah tidur, sebagaimana firman-Nya ( وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ ) “Dan Dia-lah yang menidurkan kalian di malam hari.” [Al-An’aam: 60]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, (اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ) “Allah yang memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (meme-gang) jiwa (orang) yang belum mati pada waktu tidurnya.” [Az-Zumar: 42]
2. Firman Allah Azza wa Jalla:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [An-Nisaa’: 157-158]
Allah mengangkat Nabi ‘Isa Alaihissallam dalam keadaan hidup dengan ruh dan jasadnya, ayat di atas sebagai dalil untuk membantah orang-orang Yahudi yang menyangka ‘Isa dibunuh dan disalib. Kalau yang diangkat ruhnya saja, maka apa bedanya Nabi ‘Isa dengan Nabi-nabi yang lainnya, bahkan juga kaum Mukminin, semua ruhnya diangkat Allah sesudah wafat! Jadi, tidak beda antara Nabi ‘Isa dengan yang lainnya? Lantas apa manfaat penyebutan diangkat ke langit, kalau bukan yang diangkat ruh dan jasadnya?! [5]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah -setelah menafsirkan ayat ini- kemudian membawakan beberapa hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam. Beliau rahimahullah berkata: “Inilah hadits-hadits mutawatir yang berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari para Sahabat, seperti Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, ‘Utsman bin Abil ‘Ash, Abu Umamah, an-Nawwas bin Sam’an, ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Mujammi’ bin Jariyah, Abu Syuraikah dan Hudzaifah bin Usaid Radhiyallahu anhum. Di dalam hadits-hadits ini mengandung petunjuk tentang sifat-sifat turunnya, juga tempatnya, yaitu ia akan turun di Syam (Syiria) tepatnya di Damaskus pada menara timur dan terjadi ketika akan didirikan shalat Shubuh. [6]
3. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Dan sesungguhnya ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” [Az-Zukhruuf: 61]
Tafsiran lafazh: (وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ) menurut Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma sebagaimana tercantum dalam kitab Tafsiir Ibni Katsiir adalah turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam sebelum hari Kiamat. Kemudian dijelaskan juga oleh Ibnu Katsir rahimahullah hadits-hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa sebelum hari Kiamat diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas, Abul ‘Aliyah, Abu Malik, Ikrimah, Hasan, Qatadah, ad-Dhahhak dan selainnya. Hadits-hadits turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam sebelum hari Kiamat sebagai Imam yang adil, dan hakim yang bijaksana adalah mutawatir. [7]
Adapun dalil-dalil dari As-Sunnah:
1. Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، قَالَ: فَيَنْزِلُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ: تَعَالَ صَلِّ لَنَا فَيَقُوْلُ: لاَ، إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ، تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ.
“Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang berperang demi membela kebenaran sampai hari Kiamat.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka kemudian turun Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, kemudian pemimpin golongan yang berperang tersebut berkata kepada Nabi ‘Isa: ‘Kemarilah, shalatlah mengimami kami.’ Kemudian Nabi ‘Isa menjawab: ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai penghormatan bagi umat ini.’” [8]
2. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ عَليهِ السَّلام حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيْضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ.
“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” [9]
3. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Para Nabi itu bersaudara seayah, sedangkan ibu mereka berbeda-beda dan agama mereka satu. Aku adalah manusia yang paling dekat terhadap ‘Isa bin Maryam, karena tidak ada Nabi lagi antara dia dan aku. Dan dia akan turun (kembali). Jika kalian melihatnya, maka kenalilah oleh kalian bahwa dia adalah laki-laki yang sedang tingginya, berkulit putih kemerah-merahan, dia memakai dua buah baju yang agak kemerahan, seakan di kepalanya meneteskan air walaupun tidak basah. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah serta menyeru manusia kepada Islam. Di zamannya, Allah akan menghancurkan seluruh agama kecuali Islam. Dan Allah akan membunuh al-Masih ad-Dajjal. Kemudian terciptalah keamanan di muka bumi, hingga singa dengan unta mencari makan (di tempat yang sama) dan (demikian pula) harimau dan sapi, juga serigala dan kambing, serta anak-anak kecil bermain-main dengan ular tanpa membahayakan mereka. Beliau tinggal selama empat puluh tahun, kemudian wafat dan kaum Muslimin menshalatkannya.” [10]
Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam memberikan hikmah yang besar, di antaranya:
1. Membantah Yahudi yang beranggapan bahwa mereka telah membunuh ‘Isa Alaihissallam. Padahal Nabi ‘Isa-lah yang akan membunuh pimpinan mereka yaitu Dajjal.
2. Sesungguhnya Nabi ‘Isa Alaihissallam mendapatkan di dalam Injil tentang keutamaan ummat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Al-Fat-h: 29). Dan beliau berdo’a agar dimasukkan di antara mereka (ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam), lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan do’a beliau ketika beliau turun pada akhir zaman, dan beliau menjadi mujaddid (pembaharu) agama Islam.
3. Bahwa turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dari langit untuk dimakamkan di bumi, karena tidak ada makhluk dari tanah yang mati di selainnya.
4. Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam membongkar kebohongan Nashrani, menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus upeti.
5. Beliau memiliki keistimewaan yang khusus, karena jarak antara Dia dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat dekat dan tidak ada Nabi lain yang memisahkan antara Nabi ‘Isa Alaihissallam dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
6. Nabi ‘Isa Alaihissallam berhukum dengan syari’at Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau turun tidak membawa syari’at yang baru, karena agama Islam penutup segala agama dan Nabi ‘Isa Alaihissallam menjadi hakim ummat ini, karena tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Zamannya Nabi ‘Isa Alaihissallam adalah zaman yang penuh ketenangan, keamanan dan keselamatan. Allah mengirimkan hujan yang deras, menjadikan bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Harta berlimpah serta dihilangkan sifat-sifat iri, benci, dan dengki.
8. Lamanya Nabi ‘Isa Alaihissallam tinggal di bumi adalah selama 40 tahun. [11]
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَيَمْكُثُ فِي اْلأَرْضِ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً إِمَامًا عَدْلاً وَحَكَماً مُقْسِطًا.
“Beliau tinggal di bumi selama 40 tahun sebagai imam yang adil dan hakim yang bijaksana.” [12]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
_______
Footnote
[1]. Lebih lengkapnya lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim oleh Ibnu Katsir, tahqiq Ahmad ‘Abdus Syaafi’, Fashlul Maqaal fi Raf’i ‘Isa Hayyan wa Nuzulihi wa Qatlihi ad-Dajjaal (hal. 337-364) oleh Dr. Muhammad Khalil Hirras dan Asyraa-thus Saa’ah dan Qishshatul Masiih ad-Dajjaal wa Nuzuuli ‘Isa Alaihissallam wa Qatlihi Iyyaahu oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani.
[2]. HR. Muslim (no. 2937 (110)) dari Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu. Lihat Syarah Shahiih Muslim (XVIII/67-38), oleh Imam an-Nawawi.
[3]. HR. Muslim (no. 156 (247)), Ahmad (III/384), Abu ‘Awanah (I/106), Ibnul Jarud (no. 1031) dan Ibnu Hibban (no. 6780) dari Sahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu.
[4]. Qishshatul Masiih ad-Dajjaal wa Nuzuuli ‘Isa Alaihissallam wa Qatlihi Iyyaahu (hal. 142-143) oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
[5]. Diringkas dari Fashlul Maqaal (hal. 13-14).
[6]. Tafsiir Ibni Katsiir (I/644), cet. Daarus Salaam.
[7]. Tafsiir Ibni Katsiir (IV/139-140), cet. Daarus Salaam.
[8]. HR. Muslim (no. 156 (247)), Ahmad (III/384), Abu ‘Awanah (I/106), Ibnul Jarud (no. 1031) dan Ibnu Hibban (no. 6780) dari Sahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu.
[9]. HR. Al-Bukhari kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’ bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam (no. 3448), Fat-hul Baari (VI/490-494) dan Muslim Kitaabul Iimaan bab Nuzuul ‘Isa Ibni Maryam Haakiman bi Syari’ati Nabiyyinaa Muhammad j (no.155 (242)), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[10]. HR. Abu Dawud (no. 4324), Ibnu Hibban (IX/450, no. 6775, 6782 dalam Ta’liiqatul Hisaan) dan Ahmad (II/406, 437), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (V/214 no. 2182).
[11]. Lihat Asyraathus Saa’ah (hal. 355-363), oleh Dr. Yusuf al-Wabil.
[11]. HR. Ahmad (VI/75), Ibnu Hibban (no. 1905, Shahiih Mawaariduzh Zham’aan no.1599) dari ‘Aisyah x. Kata Imam al-Haitsamy: “Hadits ini rawi-rawinya shahih.” Lihat Majma’uz Zawaa-id (VII/338) dan Qishshatu Dajjal (hal. 60).
Read more https://almanhaj.or.id/3215-turunnya-nabi-isa-alaihissallam-di-akhir-zaman.html

Telah Berkata Ustadz Abdullah Roy:
Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam

Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa 'alaihissalam, Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Turunnya beliau عليه السلام ke Bumi, Allah jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman
ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻌِﻠْﻢٌ ﻟِﻠﺴَّﺎﻋَﺔِ 

"Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat." (Surat Az-Zukhruf : 61)

Berkata 'Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, maksud dari hal itu adalah turunnya Nabi 'Isa عليهالسلام  (diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya)

Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum muslimin saat itu. Rasulullah ﷺ bersabda
ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺘﻢ ﺇﺫﺍ ﻧﺰﻝ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ ﻭﺇﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ 

Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam karena melihat Nabi 'Isa عليه السلام

Kemudian umat islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, di antaranya adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat islam memerangi orang-orang Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka berkatalah batu atau pohon tersebut
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali pohon Gharqat (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di permukaan Bumi maka Nabi 'Isa عليه السلام dan juga kaum muslimin berdoa kepada Allah supaya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membinasakan mereka.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian yang kedua
Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa, jadilah Nabi 'Isa عليه السلام seorang pemimpin yang adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ﷺ bersabda 

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا 

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun 'Isa Ibnu Maryam di antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga sujud sekali saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun عليه السلام beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ mengikuti syari'at beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ﷺ Manusia saat itu dalam keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah kehidupan yang sangat indah. Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan, Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad dan tidak ada saling benci

Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami)

Di dalam Shahih Muslim disebutkan

bahwasanya beliau  akan melakukan haji dan umrah. 

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan 

bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)

Kisah Ya'juj dan Ma'juj yang didoakan Binasa Oleh Nabi Isa 'Alaihissalam

Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam عليه السلام Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka. Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah رٙحِمٙهُ اللهُ Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian dari mereka mengatakan,
Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengembalikan galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah selesai menggali
Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun bisa keluar. Suatu hari Rasullulah  pernah mengabarkan bahwa di zaman beliau dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan jari telunjuk (HR. BukhAri)

Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun akan keluar. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman 


فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّى جَعَلَهُ ۥ دَكَّآءَ‌ۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّى حَقًّ۬ا وَتَرَكۡنَا بَعۡضَہُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَمُوجُ فِى بَعۡضٍ۬‌ۖ 

"Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur antara satu dengan yang lain. ," (Surat Al-Kahfi: 98-99)

Dan mereka akan dengan cepat keluar

sebagaimana firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن ڪُلِّ حَدَبٍ۬ يَنسِلُونَ 

"Hingga apabila dibuka Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." (Surat Al-Anbiya : 96)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.

Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mewahyukan kepada Nabi Isa 'alaihissalam

أَنِّيْ قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِيْ لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِيْ إِلَى الطُّوْرِ

Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang tidak seorangpun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)

Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)

Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka, setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit". Mereka pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran darah. Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى maka Allah menurunkan ulat di leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta kepada Allah supaya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membersihkan. Akhirnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)

Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ﷺ bersabda :

Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj dan Ma'juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.

Keadaan Islam Setelah Meninggalnya Nabi Isa 'alaihissalam



Setelah jaya di zaman Nabi 'Isa 'alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ﷺ bersabda :

Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan "Kami mendapatkan nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun mengatakannya." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)

Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di pinggir jalan (HR. Muslim)

Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).

Dan ka'bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)
Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan dahsyatnya hari kiamat.

Rasulullah ﷺ bersabda :


لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ

Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka lebih jelek dari pada orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)
Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam jelas di dalam hadits-hadits shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat pengumpulan.

Adapun 6 tanda yang lain,
1. terbitnya matahari dari barat,
2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,

Maka wallahu a'lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah ﷺ telah mengabarkan :

bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)



Disampaikan Ustadz Abdullah Roy dalam GRUP WA HSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar