Selasa, 02 September 2014

Mengatasi Bayi Menangis

Bagi ibu-ibu, terutama ibu-baru, tangisan bayi sering membuat bingung bahkan sampai membuat panik. Terlebih jika si kecil sudah berusaha ditenangkan dengan berbagai cara.
Ibu-ibu, menangis merupakan cara komunikasi utama pada bayi. Apa pun yang ia rasakan diungkapkan dengan tangisan. Nah, dengan mengenali tangisan bayi akan membantu ibu untuk menenangkan tangisannya.
Arti tangisan bayi berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada orang tua tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu kita lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangisannnya, makin kuat kebutuhannya.
Ibu-ibu, langkah pertama dalam menenangkan bayi menangis adalah: ibu jangan panik, karena perasaan paniknya ibu akan memberi dampak kegelisahan juga pada bayi. Kemudian, kenali tanda tangisan bayi berikut:
  • Tangis lapar : Tangisnya berpola: ia menangis, lalu berhenti untuk bernafas, menangis lagi lalu berhenti untuk bernafas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar tangisnya lebih keras dan terus-menerus.
  • Tangis bosan : Tangisnya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi.
  • Tangis lelah : Berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi yang lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkannya dan bisa membuatnya tidur.
  • Tangis kesepian : Berupa rengekan setiap menit, kadang diikuti air mata. Emongan yang lama membuatnya senang.
  • Tangisnya melengking dan jelas, napas agak tersendat, tapi lalu napasnya jadi cepat diikuti tangis lain : Ia sedang tak nyaman. Bisa jadi lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, gatal akibat label pakaiannya, atau mungkin ia kedinginan atau kepanasan.
  • Tangis kesakitan : Melengking keras, diselingi rintihan dan rengekan. Jika perutnya mulas,tangisnya lebih melengking dan lebih berisik.
Beberapa catatan:
  • Mulai usia 7 atau 8 bulan, kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat ia tak melihat ibunya.
  • Lewat usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis adalah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Bayi usia 7 atau 8 bulan cukup menyadari, dengan menangis, ibunya akan segera berlari mendekatinya.
Sekilas tentang kolik pada bayi
Kolik biasa menyerang bayi di bawah usia 3 bulan. Biasanya terjadi sore hari atau menjelang malam. Penyebab kolik belum diketahui secara pasti. Kemungkinan karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, alergi terhadap kandungan air susu ibu, atau banyaknya gas di dalam perut bayi.
Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai dengan buang angin.
Penangan bayi kolik
  • Gendong bayi dan posisikan miring ke perut ibu dengan tangan bayi di perut dan lengan menopang kepala. Tekanan pada perut akan membuatnya merasa nyaman dan membantu pengeluaran gas di perut.
  • Posisikan bayi tegak sambil menepuk pelan-pelan dan menggosok punggungnya juga bisa membantu pengeluaran gas.
  • Gosok perut bayi dengan lembut. Jempol ibu di perut bayi sebelah kanan bawah dan keempat jari lainnya menggosok perut membentuk pola “love“.
  • Jika kolik berulang setelah usia 3 bulan atau disertai demam, segera periksakan ke dokter.
Demikian Ibu-ibu, sedikit penjelasan tentang penanganan bayi menangis. Semoga jelas dan bermanfaat.
Allohu a’lam.
Penulis: dr. Reni A. (Ummu Hamaam)
Artikel Muslimah.Or.Id

Sumber: http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/mengatasi-bayi-menangis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar