Senin, 04 Maret 2013

::Dalam berkeluarga Sikap Qona'ah harus dimiliki oleh Setiap Pasutri::

Penulisnya adalah Khairin Syamruddin

Berikut saya akan bahas, dalam membangun rumah tangga tidak bisa langsung sekejap mendapatkan harta, sebagaimana Islam berbicara kaya pun tidak tercela.

Kita lihat sejarah orang tua kita, mereka membangun dan mensejahterakan kehidupan juga butuh kesabaran dan sikap lapang dada menerima kehendak Allah demi keromantisan serta hasilnya bisa dinikmati oleh anak-anaknya yang manis, betapa indahnya perjuangan mereka dan inilah sejenak deskripsi gambaran kehidupan orang tua..
Initinya dalam setiap kehidupan kita harus ridha menerima sedikit yang Allah berikan, dan memutuskan terhadap apa yang ada di tangan manusia dengan bertawakkal kepada Allah... Sungguh beruntung orang yang qana'ah dan menerima apa yang Allah berikan...

Perkara yang paling berharga dalam hidup seorang insan setelah keimanan adalah qona'ah...

Kalau di tangan orang yang berilmu dan beriman memegang sebuah prinsip "Kaya itu bukanlah dengan banyak materi, akan tetapi hakikat kaya itu adalah kaya hati.."

namun berhati-hatilah ketika materi dianggap kekayaan hidup akan menjadi merasa tidak tentram itulah manusia ingin bergelimang keserakahan.

Qana'ah bukan menerima apa adanya tanpa berusaha tetapi bekerja dengan sungguh-sungguh dan mensyukuri hari ini rizki kita.

"Sungguh beruntung orang yang telah masuk Islam, diberi kecukupan rezeki dan qona'ah menerima apa yang Allah berikan kepadanya. (HR. Muslim)

Lihatlah kepada orang yang keadaanya di bawahmu dan janganlah engkau lihat orang yang keadaannya di atasmu. Karena yang demikian itu lebih patut sehingga engkau tidak mengganggap kecil nikmat Allah atasmu.( HR. Bukhari dan Muslim)

Tujuannya agar seseorang tak terlalu bersedih sehinggga ia lupa memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya.

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thoha: 131)

Namun adabnya ialah melihat kepada orang yang lebih sedikit daripadanya. Karena hal itu lebih mendorongnya untuk mengagungkan untuk mengagungkan untuk nikmat dan mensyukurinya. Ini dalam urusan duniawi, adapun untuk amal-amal shalih maka yang dituntut adalah melihat orang yang kedudukannya lebih tinggi darinya. Dengan harapan menyusulnya.

"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al-Muthaffifiin: 26)

Betapa indah seorang hamba yang hidup qona'ah menerima apa yang direzekikan Allah kepadanya dalam kehidupan ini. Ia tidak menyorotkan pandangannya kepada apa yang ada di tangan manusia. Jiwanya tidak berkeinginan untuk merampas hak-hak manusia atau menzhalimi mereka. Orang yang qona'ah merasakan ketenangan dan thuma'ninah, sebagaimana ia juga merasakan kecukupan dari ketergantungan dengan makhluk.

Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar