Sabtu, 02 Maret 2013

Saatnya Berbuat Jujur

Sifat jujur merupakan sifat yang sangat terpuji. Namun, sekarang sifat ini menjadi barang langka. Manusia merasa bahwa kejujuran adalah perkara yang tidak penting. Mereka berasumsi bahwa kebohongan adalah suatu yang wajar bukan sebuah dosa.

Definisi Jujur

Jujur adalah lawan dari dusta.1 Al-Imam ar-Roghib al-Ashfahani rohimaullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikabarkan secara bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukan sebuah kejujuran.”
Al-Imam al-Jurjani rohimahullah berkata, “Jujur adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan dari berdusta.”

Mahalnya Sebuah Kejujuran

Setiap manusia pasti senang dengan kejujuran, keadilan, perbuatan baik, akhlak mulia, dan lain-lain dari perkara yang baik. Sebaliknya, semua orang juga membenci perbuatan dusta, zalim, akhlak buruk, dan sebagainya. Dua hal ini adalah fitrah yang telah Alloh tanamkan dalam diri setiap manusia, tidak bisa ditolak dan diingkari.

Di antara sifat terpuji yang banyak dilalaikan oleh mayoritas manusia adalah sifat jujur. Kejujuran pada zaman sekarang terasa begitu mahal. Orang yang hendak berbuat jujur selalu kalah, dikatakan sok suci, bahkan dikucilkan oleh teman-temannya.

Tentu ini adalah bentuk pemerosotan nilai keimanan yang sangat nyata. Tatkala zaman semakin jelek, manusia semakin jauh dari bimbingan wahyu, maka berbuat jujur adalah sebuah tantangan dan ujian bagi orang-orang beriman untuk tetap konsisten dan tegar dalam memegang panji kejujuran walaupun orang menilainya sebagai sikap yang bodoh dan ketinggalan zaman. Kita tidak perlu mempedulikan penilaian orang tersebut karena prinsip kita adalah berpegang teguh dengan apa yang dikatakan oleh Alloh dan Rosul bukan berpegang dengan apa kata kebanyakan orang!

Alloh berfirman:

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّه ِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Alloh). (QS. al-An’am [6]: 116)

Dan sungguh benar sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam yang menggambarkan perihal manusia zaman sekarang yang serba terbalik dalam sabda beliau yang berbunyi:
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu. Orang yang dusta dibenarkan, orang yang jujur didustakan. Orang yang khianat diberi amanat, orang yang amanat dianggap khianat. Dan orang-orang Ruwaibidhoh berani bicara.” Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhoh itu?” Beliau menjawab, “Dia adalah orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak.”

Pendorong Berbuat Jujur

Al-Imam al-Mawardi rohimahullah menyimpulkan bahwa perbuatan jujur dilatarbelakangi beberapa sebab, di antaranya:
Pertama: Akal. Akalnya menyadari akan jeleknya perbuatan dusta.
Kedua: Sisi agama. Artinya, dia memahami dengan baik wajibnya berbuat jujur dan ancaman bahaya perbuatan dusta. Dan Alloh tidak mensyari’atkan kecuali semua kebaikan.
Ketiga: Kehormatan diri, karena demi menjaga harga diri dan kehormatan akan mencegahnya berbuat dusta dan mendorong berbuat jujur.
Keempat: Cinta popularitas agar dikenal sebagai orang yang jujur.
Tentu sebab pertama dan yang kedualah yang dibenarkan, agar perbuatan jujur yang kita lakukan berbuah pahala di sisi Alloh.

Kakangku Abu  Iram  Al-Atsary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar