Jumat, 23 November 2012

Kunci Kemenangan Nabi Muhammad dan Para Shahabatnya

Oleh: Abu Isa Maulana
Setiap orang yang membaca perjalanan hidup Rasulullah serta riwayat jihad beliau akan melihat adanya tahapan-tahapan dalam beliau berdakwah. Rasulullah tinggal di Mekkah selama 13 tahun. Selama itu beliau menyeru kaumnya untuk bertauhid dalam beribadah, berdoa, berhukum, serta mengajak mereka utk memerangi segala bentuk kesyrikan serta bid’ah-bid’ah dalam beribadah yg telah mereka selewengkan dari ajaran Nabi Ibrahim alaihi shalatu was salam.
Hal itu terus beliau lakukan hingga aqidah tauhidpun tertancap kuat dan kokoh didalam jiwa para Shabatnya . Dan jadilah merek para pemberani yang tidak merasa takut kecuali kepada Allah tabaroka wa ta’ala.
Itulah tahapan pertama yang Nabi lakukan dlm berdakwah. Oleh karena itu, para juru dakwah hendaknya memulai dakwahnya dengan mengajak manusia kepada tauhid dan memperingatkan mereka akan prbuatan syirik. Dimana dijaman sekarang ini batas antara tauhid dengan syirik semakin luntur, sehingga banyak perbuatan-perbuatan syirik yang mereka anggap tauhid.
Perhatikan sabda Rasulullah : “Syirik yang menjangkiti umatku lebih samar dari seekor semut hitam yang berjalan di atas batu hitam ditengah gelap malam.” (HR. Ahmad)
Aduhai begitu samarnya syirik yang menjangkiti umat Islam. Jika noda syirik ini hanya dilihat sekilas tanpa diamati dengan seksama, maka tidak akan mungkin bisa kelihatan. Terlebih lagi bagi orang-orang yang malas menuntut ilmu, tidak mau bertanya dan dilarang bertanya, maka mereka akan terjerumus kedalamnya. Itulah ujian bagi kita umat Islam, tidak ada yang bisa selamat dari ujian ini kecuali orang yang mendapat rahmat Allah . Maka dari itu, hendaklah para da’i mengisi dakwah-dakwah mereka dengan kajian-kajian tauhid secara terbuka. Menerangkan tentang bahaya syirik dan bid’ah dengan merujuk kepada hadits-hadits shahih dan pemahaman para Salafush Shalih.
Dengan melakukan dakwah seperti ini, berarti dia telah mnjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam dakwahnya. Dan bagi orang-orang yang bertauhid, Allah Ajja wa jalla telah menjanjikan kemenangan yang besar sebagai balasan bagi keimanan mereka. Allah berfirman: “Dan menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang beriman.”( QS. Ar Ruum:4)
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah, ayat didalam surat ar Ruum tersebut telah menjelaskan bahwa Allah menjanjikan pertolongan kepad orang-orang beriman atas musuh-musuhnya. Sebuah janji yang tidak bakal diingkari.
Allah telah menolong RasulNya dan kaum muslimin dalam berbagai peperangan, walaupun jumlah mereka sangat sedikit. Kaum muslimin akan selalu mendapat pertolongn dari Allah walaupun banyak mengalami tragedi dan musibah. Memang, kesudahan yg baik senantiasa beserta orang-orang beriman. Yang benar-benar dan teguh dalam memegang keimanannya, yang selalu menunjukkan ketauhidannya dalam beribadah dan berdoa, baik dalam kondisi lapang maupun kesempitan mereka selalu berdo’a kepada Allah . Karena berdoa atau beribadah yang ditujukan kepada selain Allah, meskipun bertujuan utk mendekatkan diri kepada Allah adalah perbuatan yang dapat menyebabkan manusia itu menjadi lemah. Di dalam surat Az Zumar: 3, Allah ta’ala mengabadikan ucapan-ucapan kaum musyrikin yang menjdikan adanya perantara dalam berdoa kepada orang-orang mati seperti Nabi Uzair & Nabi Isa, ataupun orang-orang sholeh seperti Latta dan Uzza sebagai bentuk penyembahan terhadap berhala walaupun orang-orang musyrik tidak mengakui menyembah mereka.
Allah berfirman: “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.’
Allah Ajja wa jalla melanjutkan: “Sungguh, Allah akan memberi putusan diantara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” (QS. Az Zumar: 3)
Allah juga berfirman didalam surat al Jin: 18: “Maka jngnlah kalian memohon/menyeru kepada seorangpun bersama Allah.”
Allah juga berfirman didalam surat al Isra: 57: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Allah siapa diantara mereka yang lebih dekat kepadaNya.”
Nabi bersabda: “Do’a adalah ibadah.” (HR. Tirmdzi) jika do’a adalah ibadah, maka layakkah ibadah itu ditujukan kepada selain Allah?
Nabi bersabda: “Apabila kamu hendak meminta, maka mintalah kepada Allah, dan bila kamu hendak memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Syaikh Abdul Qadir Jailani didlm kitab al fathur Robbani hal.151 berkata: “Mintalah kepadaAllah jangan minta kepada selainNya! Mohonlah pertolongan kepada Allah jangan memohon kepada selainNya! Celakalah kamu, dimana akan kau letakkan mukamu (dihadapan Allah di akhirat kelak), jika kamu berani menentang Allah di dunia ini, kamu palingkan wajahmu dariNya dan menyukutukanNya. Engkau keluhkan segala hajatmu dan engkau pasrahkan segala nasibmu kepada makhlukNya itu. Singkirkanlah perantara-perantara yang menghubungkan dirimu dgn Allah! Karena ketergantunganmu kepada para perantara-perantara itu adalah sebuah kedunguan.”
Kesimpulannya, berdoa kepada selain Allah hanya akan menyebabkan kaum muslimin semakin lemah dan terhina. Maka kita melihat, bagaimana kaum muslimin tidak mampu mengalahkan musuh-musuh mereka. Mengapa bisa begitu? Apa penyebabnya? Apakah karena Allah mengingkari janji yang pernah Dia janjikan kepada kaum muslimin? Sama sekali tidak! Allah Ajja wa jalla tidak akan mengingkari janjiNya. Akan tetapi justru kita perlu balik bertanya, apa saja yang sudah diupayakan oleh kaum muslimin dalam menyongsong janji Allah itu?
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kita perlu ajukan pertanyaan kepada diri masing-masing yang tengah berjuang membela agama Allah. Sudahkah kaum muslimin memenuhi beberapa persyaratan agar pertolongan Allah turun? Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mereka perlu mempersiapkan diri dengan bekal keimanan dan ketauhidan. Karena dengan itulah dulu Rasulullah dan para Shahabatnya maju berperang.
2. Mereka harus bersatu padu dalam aqidah dan manhaj. Jangan berpecah belah dengan mendirikan kelompok-kelompok atau tarekat-tarekat yang tidak terhitung banyaknya. Karena semua itu adalah perbuatan-perbuatan jahiliyah.
Allah berfirman di dalam surat ar Rum: 31-32: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang musyrik. Yaitu orang-orang yang memecah agama mereka dan mereka menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok merasa bangga dengan apa yang ada pada kelompok mereka.”
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah. Untuk merealisasikankan kedua persyaratan yang telah kita kaji bersama, yakni memurnikan tauhid dan bersatu padu dalam aqidah & manhaj guna menyonsong masa depan umat Islam. Maka ada dua metode yang harus kita terapkan, yakni tashfiyah & tarbiyah (pemurnian & pembinaan).
Ayyuhal ikhwah...jarak antara zaman kita dengan zaman kenabian lebih 14 abad dan jarak antara negeri kita dengan negeri kenabian sangat jauh dipisahkan oleh samudra dan ribuan mil perjalanan, dapat kita bayangkan bagaimana keadaan masyarakat kita saat ini. Sebagai perbandingan adalah masa Nabi Isa dan Nabi Muhammad hanya berselang ± 7 abad, namun ajaran tauhid sudah diselewengkan, padahal negeri mereka berdua saling berdekatan. Jadi sudah selayaknyalah kita harus melakukan tashfiyah/pemurnian terhadap agama ini dari pengajaran-pengajaran yang datang dari luar Islam seperti filsafat, cerita-cerita kurafat, adat dan kebudayaan yang menyalahi syariat Islam. Membersihkan tafsir-tafsir dan hadits-hadits dari riwayat-riwayat dhaif dan tdk ada asal usulnya, seperti “Barangsiapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhannya” atau “Perbedaan dalam umatku adalah rahmat.” Itu semua adalah hadits-hadits palsu yang tidak ada sanadnya walaupun sangat populer. Membersihkan sejarah Islam dari tangan-tangan kebencian dan kedengkian, seperti pertikaian para shahabat pada perang jamal dan shiffin. Yang semuanya itu harus merujuk kepada ulamulama ahli hadits yang muktabar.
Setelah Islam jelas bagi kita, maka mulailah kita melakukan pembinaan/tarbiyah diatas Islam yang bersih tadi. Allah berfirmn di dalam surat an Nuur: 55: “Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi merek dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembahKu dengan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatupun. Tetapi barang siapa tetap ingkar setelah itu, maka mereka itulah org-orang yang fasik.”
Nabi Muhammad besabda: “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, yang tidak akan membahayakan mereka sedikitpun orang-orang yang hendak menghinakannya hingga datang keputusan Allah Ajja wa Jalla (yakni hari kiamat).” (HR. Muslim)
Nabi Muhammad besabda: “Tidak akan bangkit hari kiamat sampai kaum muslimin memerangi Yahudi, maka mereka membunuhnya sampai Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon. Maka batu atau pohon itu berkata; ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia...’ ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam pasti tegak dimuka bumi adalah janji Allah yang pasti dan hanya karuniaNya semata. Kemenangan pasti tiba setelah terpenuhi prasyarat yang ditentukanNya. Keagungan Islam untuk menegakkannya tidak memerlukan cara-cara yang tidak pernah ditempuh generasi awal umat ini. Manusia hanya sekadar menjalankan kewajiban perintahNya utk berbuat, berjuang, membela dan upaya menegakkannya. Dan semuanya itu hanya akan menjadi penilaian baga diri kelak dihadapan Allah. Di dalam peperangan Islam hanya ada dua pilihan yang sama-sama baik, yaitu menang atau mati syahid. Mari menjaga diri, keluarga, teman dengan mempererat aqidah, iman, taqwa yang terus dibarengi dengan mengkaji dan mendalami ajaran dan tuntunan Ilahi. Tegakkanlah syariat Islam di dada-dada kalian, maka syariat Islam akan tegak di bumi kalian. Jangan putus asa meski kita telah berdo’a dan berusaha dengan keras, Allah telah menjamin apa yang dipilhNya untuk kaum muslimin, bukan apa yang dipilih oleh kemauan kita sendiri. dan pada saat yang ditentukanNya bukan pada saat yang kita inginkan. Hanya ridha Allah dan I’la an li kalimatillah. Segala sesuatu ada masa dan tempat yang tepat. Hujjah dengan hujjah – darah dengan darah.
Allah berfirman : “Wahai orang-orang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

Sumber: Buletin Mujahid Edisi  08/II Buletin Dakwah
27 Shofar 1431 H
12 Februari 2010 M
Buletin Mujahid – Diterbitkan oleh: Pemuda & Remaja Masjid Mujahidin Jl. Rasak No.19 Palangka Raya – Pimpinan Redaksi: Ustadz Abu Saifuddin – Editing : Abu Isa Maulana – Sirkulasi: Khairin Syamruddin HP. 0897 101 1234

Tidak ada komentar:

Posting Komentar