Minggu, 04 November 2012

MAHKOTA KESESATAN

TAKABUR ATAU SOMBONG MERUPAKAN KEBODOHAN DAN KEJAHILAN. DAN MENJADI MAHKOTA KESESATAN. PENCETUSNYA ADALAH IBLIS DAN PENGIKUTNYA ADALAH MANUSIA...

Dan sebagai bukti nyata dari kebodohan orang yang sombong adalah ia bodoh tentang Penciptanya dan dirinya sendiri. Karena sekiranya saja ia mengenal Rabb-nya dengan benar niscaya ia mengetahui bahwa sifat sombong itu hanya boleh dimiliki oleh Rabb-nya s
aja.

Rasulullah Shalallahu’alayhi wa Sallam pernah bersabda; Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Barangsiapa menyaingi-Ku dengan salah satu dari sifat tersebut, Aku pasti menyiksanya.” (HR. Muslim)

Jika orang sombong benar-benar mengenal dirinya yang tidak lebih dari setitik air mani yang keluar dari tempat keluarnya air kencing, kemudian dilahirkan lagi dari tempat yang sama kotornya,niscaya sadarlah ia dari kesombongannya.

HADIAH SPESIAL BAGI SI SOMBONG

Kami ucapkan selamat bagi orang-orang yang sombong, karena berkat kesombongannya, mereka layak mendapatkan hadiah-hadiah berikut ini:

HADIAH 1: Penutup mata hati yang dengannya mereka tidak akan dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencegahnya dari jalan yang benar.
“Demikianlah Allah mengunci mata hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS. Al-Mu’min: 35)
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar.” (QS. Al-A’raf: 146)

HADIAH 2: Kegagalan dalam mendapatkan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapat kemurkaan-Nya serta mendapat tempat tinggal di neraka.
“Dan mereka (Para Rasul), memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang sombong lagi sewenang-wenang dan keras kepala.” (QS. Ibrahim: 15)
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60)

HADIAH 3: Hadiah mereka berbeda dengan orang-orang yang merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongka diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orqang yang bertakwa.” (QS. Qashash: 83)

SURGA MALU, NERAKA MEMANGGILMU!

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi (atom).”
Rasulullah Shalallahu’alayhi wa Sallam juga bersabda,
“Maukah aku kabarkan kepada kalian semua tentang ahli neraka? Yaitu sikap sombong lagi takabbur.”

HAKIKAT SOMBONG

Rasulullah Shalallahu’alayhi wa Sallam juga bersabda,
“Sombong adalah menutupi kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)

Seperti itulah hakikat kesombongan. Orang yang sombong menganggap dirinya memiliki kelebihan dari orang lain lalu orang lain dianggap remeh.
Sombong ialah menutupi atau menolak kebenaran. Tidak mau menerima dan memperhatikan pendapat orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Dan merekapun ingkar kepadanya (Mukjizat-mukjizat Musa) karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini kebenarannya. (QS. An-Naml: 14)

Demikian pula orang yang sombong, dia tidak akan mau mengakui kesalahan dan kekurangan yang ada pada dirinya, tidak mau mengakui perbuatan buruknya.
Rasulullah Shalallahu’alayhi wa Sallam bersabda,
Tiga perkara yang membinasakan: 1. Orang kikir yang disegani. 2. Hawa nafsu yang dituruti. 3. Seorang yang ujub (bangga) dengan dirinya sendiri.”

ATASI SOMBONG

Mengatasi suatu penyakit yang sudah berakar itu memang sulit. Begitu juga mengikis sifat sombong dan menggantinya dengan sifat tawadhu’. Diantara cara mengatasi sifat sombong adalah:
Hendaknya seseorang itu melihat dirinya dan menyadari keterbatasannya sebagai manusia yang diciptakan oleh Sang Maha Perkasa, di mana sombong adalah selendang kebesaran dan keagunganNya.
Menyadari bahwa ilmunya itu sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan apa yang ia belum ketahui.
“Dan tidaklah kau diberikan ilmu pengetahuan melainkan sedikit saja.” (QS. Al-Isra’: 85)

Dan di samping orang yang berilmu tentu ada yang lebih mengetahui lagi tentang ilmu.
“Di atas orang yang berilmu masiih ada lagi yang lebih mengetahui.” (QS. Yusuf: 76)

Oleh karenanya, tidak layak bagi seseorang berbangga dan sombong terhadap ilmu yang dimilikinya. Karena ilmu pengetahuan yang sejati adalah pengenalan manusia kepada Rabbnya. Ilmu yang demikianlah yang menyebabkan ia meninggalkan kehinaan, kesombongan serta menggantinya dengan sifat tawadhu’.
Tidak berbangga dengan amal ibadahnya yang banyak. Karena ia tidak tahu apakah amalnya itu diterima atau tidak.

“Maka janganlah kamu memuji dirimu sendiri. Dia lebih tahu siapa yang bertakwa diantara kalian.” (QS. An-Najm: 32)

Di samping itu juga hendaknya disadari bahwa banyaknya amal ibadah yang dilakukan tidak lain adalah karunia hidayah dari Allah kepada pelakunya.

“Mereka berkata: puji-pujian itu hanya bagi Allah semata yang talah menunjuki kami kepada ini. Tidaklah kamu mendapat hidayah (petunjuk) sekiranya tidak dengan petunjuk Allah.” (QS. Al-A’raf: 43)

Hidayah dalam ayat di atas maksudnya adalah takwa, yang tidak akan diberikan dan tidak akan didapat melainkan orang yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.



PELAJARAN DARI PENYANDANG PEERDANA MAHKOTA KESESATAN



Fakta pembangkangan iblis terhadap Rabb-nya adalah sejarah abadi yang mengandung pelajaran tentang bibit-bibit kesesatan dan penyimpangan, di mana mahkotanya dikenakan iblis sampai hari kiamat nanti. Mahkota rangkap dua; sombong dan bodoh. Sombong karena merasa ia lebih baik dari pada Nabi Adam ‘Alaihissalam pada bahan dasar penciptaan sehingga tidak mau bersujud kepada Nabi Adam ‘Alaihissalam. Bodoh karena tidak paham hakikat sujud tersebut. Sebenarnya bukan adam menerima sujudnya, tapi perintah Allah-lah hakikat dari perkara yang seharusya ia taati.

Maka kesesatan dan penyimpangan dalam agama tidak lain dilatar belakangi oleh dua hal saja: sombong dan bodoh yang merupakan lawan dari tawadhu’ dan ilmu.

Sumber: Elfata 10. Vol 12 Tahun. 2012 hal 46-47. JALANKU
www.majalah-elfata.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar