Minggu, 25 November 2012

Temui Aku di Telaga...!

Dalam sebuah renungan malam ini aku menuliskan sebuah kata yang tertuang dalam tulisan ustadz Armen Halim Naro Semoga Allah merahmatinya.

Temui Aku di Telaga…!!! 

Aku berusaha membahagiakan hidup dalam keterasingan, untuk hidup yang tenang dengan jalan yang penuh rintangan…

Aku hidup terasa di perkampungan sekalipun lebih layak disebut kota karena telah ramai dengan pendatang…

Hidupku bagaikan menggenggam bara, yang tidak akan kulepaskan sampai panasnya berubah menjadi kebahagiaan…

“Akan datang kepada manusia suatu masa, orang yang sabar pada masa itu bagaikan orang yang sedang menggengga bara.” (HR. At-Tirmidzi 4/526 no. 2260)

Bukan berarti jika ia bara yang panas, ia boleh dilepaskan dan ditinggalkan, karena dengan melepaskan dan meninggalkannya berarti akan menanggalkan semua atribut penyerahan dirinya kepada Allah, iatelah menanggalkan pakaian Islam dari dirinya dan memutuskan tali kebahagiaan dan pergantungan jiwanya. Karena bara itu tidak lain adalah Islam.

Wahai Dzat yang membolak balikan hati manusia, teguhkanlah aku berada di atas agama-Mu.

Rasulullah menyebutkan “Islam dating dalam keadaan asing maka Thuba-lah (beruntunglah) bagi orang-orang yang asing. (HR. Muslim 2/152 no. 232)

Optimislah dan jangan berputus asa, bagaimana bisa berputus asa menyelinap dalam diri ini, sedangkan Nabi kita Shalallahu’alaihi wa Sallam telah memberikan predikat Thuba (kebaikan dan kebahagiaan) kepada para penggenggam bara.
Sikap dalam keterasingan adalah Istiqomah dalam perintah Allah dan Rasul-Nya.
Mencoba meraih dan berusaha mendalami semua yang difirmankan Rabb dan semua yang disabdakan Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam dari kabar gembira akhir zaman, bahwa kemenangan akhir bagi orang yang bertakwa (QS. Thaha: 132)

“Dan sesungguhnya telah tetap janji kami kepada hamba-hamba
Kami yang menjadi Rasul (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (QS. As-Shaffat: 171-173)

“Janganlah berduka dan bersedih, padahal kalian adalah orang-orang yang tertinggi, jika sekiranya kalian benar-benar beriman.” (QS. Ali Imran: 139)\

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kamu akan dapatkan orang-orang memperebutkan dunia, bersabarlah sampai kamu bertemu denganku di telaga.” (Temui Aku di Telaga, Armen Halim Naro hal. 12-13)

Dari Anas, ia berkata: “Suatu hari, tatkala Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam sedang berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba beliau tidur sejenak kemudian beliau mengangkat kepalanya kembali seraya tersenyum, wahai Rasulullah?’ Beliau berkata: ‘Tadi telah diturunkan kepadaku sebuah surat. Kemudian beliau membaca(Surat Al-Kautsar: 1-3)

‘Dengan nama Alah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Rabbmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).’ (QS. Al-Kautsar: 1-3)

Kemudian belia berkata: ‘Tahukah kalian, apa itu Kaustar?’ Kami menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda: ‘Kautsar adalah sebuah sungai yang dijanjikan Rabbku ‘Azza wa Jalla kepadaku. Sungai itu mengandung kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan dihampiri umatku pada hari Kiamat. Bejana-bejananya sebanyak bintang di langit. Kemudian ada seseorang dari mereka yang diusir darinya. Aku berkata: ‘Ya Rabb, ia adalah umatku.’ Namun Allah berfirman: ‘Kamu tidak tahu apa yang telah diperbuat oleh umatmu itu sepeninggalmu (yakni kembali kepada kekufuran).’” (HR. Muslim dalam Kitab “ash-Shalaah” (no. 53), dan an-Nasa’I dalam Kitab “al-Bai’ah” (bab ke-35 dan ke-36), Syaikh Zakariya ‘Umairat, Shahih Hadits Qudsi dan Syarahnya 2/233-234 no. 543, Pustaka Imam Asy-Syafi’I, Jakarta)

Semoga kita dapat meminum dari air telaga Rasulullah Shalallhu’alaihi wa Sallam.
Wahai orang-orang yang memiliki jiwa yang hanif, semoga Allah meneguhkan kita, melapangkan kita di atas agama-Nya, dan bersabarlah apa yang telah Rasulullah dan para Shahabat berjuang menegakkan agama Tauhid, menghancurkan syirik, menegakkan sunnah menghancurkan Bid’ah dan kini kita juga meneladani dan menjalaninya. Maka bersabarlah di atas jalan tersebut hingga ajal menjemput, dan kelak mengumpulkan kita bersama orang-orang yang kita cintai dari para Nabi dan orang-orang shalih. Rasulullah Shalallahu’alahi wa Sallam suatu hari ditanya, “Seseorang mencintai suatu kaum, tapi tidak sanggup menyusul mereka?” Beliau menjawab, “Seseorang dikumpulkan dengan orang yang ia cintai.”

Semoga Allah mengumpulkan kita bersama mereka dan mengistiqomahkan kita dalam Islam. 


Posted by Khairin Syamruddin An Nagarawy, 3 Jumadits Tsani 1433 H/ 25 April 2012 M

Sumber: http://khairinannagarawy.blogspot.com/2012/05/temui-aku-di-telaga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar